Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menapaki Makam Marhaen Sang Inspirator Bung Karno

Bangunan berukuran sekitar 3 x 4 meter itu terpojok di pinggir permukiman padat penduduk.

zoom-in Menapaki Makam Marhaen Sang Inspirator Bung Karno
sejarah.kompasiana.com
Makam Marhaen. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Ichsan

Bangunan berukuran sekitar 3 x 4 meter itu terpojok di pinggir permukiman padat penduduk. Di dalamnya terdapat dua makam berporselen putih. Salah satunya adalah makam Marhaen.

SOSOK petani gurem di pinggiran Bandung Selatan itulah, yang menjadi inspirasi ideologi bagi presiden pertama RI, Soekarno.

Bahkan, Soekarno mendengungkan nama Marhaen dalam pidato pembelaan Indonesia Menggugat pada Agustus 1930.

Makam yang terletak di RT 04/03, Kampung Cipagalo, Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, itu menjadi tujuan pertama ratusan kader PDIP Jabar untuk berziarah dan menafakuri perjalanan dan perjuangan Soekarno.

Di makam ini, sejumlah kader PDIP terlihat meneteskan air mata saat mendoakan Ki Marhaen.
Mereka melakukan napak tilas perjalanan hidup Soekarno, ketika Sang Proklamator menjalani kehidupannya di Bandung.

Napak tilas yang dipimpin langsung Ketua DPD PDIP Jabar Tb Hasanudin ini, merupakan bagian dari rangkaian peringatan hari ulang tahun PDIP.

Berita Rekomendasi

Setelah melakukan ziarah ke makam KI Marhaen, sejumlah  kader PDIP ini melanjutkan perjalanan ke makam Inggit Garnasih di Taman Pemakaman Umum (TPU) Caringin, Kota Bandung, sekaligus mengunjungi rumahnya di Jalan Ciateul, Kota Bandung.

Inggit, yang lahir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, pada 17 Februari 1888, adalah istri kedua Soekarno. Inggit banyak membantu ketika  Soekarno berjuang untuk bangsanya.

Tak hanya selesai di sejumlah tempat tersebut, kader PDIP Jabar juga melakukan perjalanan ke penjara Banceuy di Jalan ABC, Kota Bandung.

Soekarno pernah dikurung di tempat ini oleh Belanda pada bulan Desember 1929 karena aktivitasnya di Partai Nasional Indonesia (PNI).

Acara berakhir di Gedung Indonesia Menggugat di Jalan Perintis Kemerdekaan. Di gedung bersejarah ini, para kader PDIP diberi penjelasan mengenai sebuah nilai perjuangan.

Gedung Indonesia Menggugat (GIM) atau Landraad dibangun sekitar tahun 1906. Bangunan ini awalnya dipergunakan sebagai rumah tinggal. Sejak 1917 bangunan ini menjadi Gedung Pengadilan Belanda (Landraad).

Soekarno bersama rekan-rekannya diadili oleh pemerintah Belanda pada 18 Agustus-22 Desember 1930. Soekarno sempat membacakan pleidoi yang termashur dengan judul Indonesia Menggugat yang disusunnya di penjara Banceuy.

Ketua Panitia HUT PDIP di Bandung, Ketut Sustiawan, mengatakan, acara napak tilas ini sengaja digelar dengan tujuan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan Soekarno di Kota Bandung.

"Momen ini juga akan dijadikan titik awal perlawanan dan kebangkitan Indonesia saat ini," kata Ketut.

Selain itu, kata Ketut, acara ini juga bertujuan untuk mengenalkan kepada generasi muda agar lebih mengetahui dan memahami perjuangan Soekarno di Kota Bandung.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas