Tiga Kabupaten di Aceh Krisis Air Bersih
Masyarakat di tiga kabupaten/kota kesulitan mendapatkan air bersih.
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Kemarau yang melanda sebagian Provinsi Aceh sejak sebulan terakhir, menyebabkan masyarakat di tiga kabupaten/kota kesulitan mendapatkan air bersih.
Sumur warga Kabupaten Aceh Singkil, bahkan telah mulai mengering. Sementara di Kabupaten Simeulue, selain sumur mengering, debit air PDAM Tirta Fulawan juga berkurang hingga 50 persen.
Kondisi serupa juga terjadi di Kota Subulussalam, di mana air sumur warga mulai mengering dan keruh.
Dari Kabupaten Aceh Singkil dilaporkan, panas terik sejak sebulan terakhir berdampak pada menyusutnya persedian air bawah tanah.
Air sumur milik penduduk mulai berkurang, bahkan beberapa di antaranya kering. Padahal, sumur merupakan satu-satunya sumber untuk memenuhi kebutuhan air.
Terlebih di Kabupaten Aceh Singkil, air PDAM hanya mampu melayani kebutuhan air untuk sebagian penduduk Kecamatan Singkil, Simpang Kanan, dan Gunung Meriah.
Sementara delapan kecamatan lagi sangat bergantung pada air sumur. "Sumur sudah airnya bau kering pula. Kalaupun ada hanya cukup untuk mandi," kata Ade warga Singkil Utara, Minggu (9/2/2014).
Sedangkan penduduk Kecamatan Suro, memanfaatkan sungai yang mengalir di bawah pemukiman untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
"Jangan heran jika pagi hari, sungai seperti pasar ramai orang mandi dan mencuci," ujar Berutu warga Suro.
Bagi penduduk Kecamatan Singkil Utara, bila sumur kering praktis tidak ada solusi lain untuk memenuhi kebutuhan air.
Pasalnya, kondisi air sungai di sana jauh lebih parah. Kecuali hanya sebagian warga yang berkecukupan sanggup membeli air bersih searag Rp 300 ribu per tangki.
Dari Kabupaten Simuelue dilaporkan, kemarau sejak dua pekan terakhir ini menyebabkan debit air di bendungan PDAM Tirta Fulawan berkurang sekitar 50 persen. Namun demikian, belum berdampak terhadap terhentinya suplai air bersih kepada ribuan pelanggan khususnya di Sinabang, Ibu Kota Kabupaten Simeulue.
Direktur PDAM Tirta Fulawan, Erdi Warsyah ST, kepada Serambi, Minggu (9/2) mengatakan, untuk suplai air bersih kepada sekitar 3.600 pelanggan belum terkendala, lantaran ada tiga unit Water Tritmen Plan (WTP) yang masih siap melayani pelanggan.
"Memang mengalami kekurangan debit air sekitar 50 persen akibat tidak turun hujan," katanya.
Selain debit air milik PDAM, kemarau ini ternyata juga menyebabkan sumur masyarakat mengalami kekeringan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.