Kaligrafi Terpidana Mati Nusakambangan Mejeng di Hendi's Jakarta
Tingginya tembok penjara, tak membuat para napi berhenti berkreatifitas.
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Tingginya tembok penjara, tak membuat para napi berhenti berkreatifitas. Karya mereka tak sekadar bisa melompat dari Pulau Nusakambangan, tapi sudah sampai ke Jakarta.
Di Lapas Narkotika Kelas IIA Nusakambangan misalnya, ada beragam kegiatan warga binaan, bahkan yang telah divonis hukuman nati. Di antaranya membuat kaligrafi, batik, ternak lele, membuat souvenir, karawitan, dan lain sebagainya.
Menurut Kalapas, Frans Elias Nico, Senin (10/2/2014), kegiatan di dalam Lapas, selain melatih kemandirian, juga bertujuan memberi kesibukan pada warga binaan. Dengan demikian, para penghuni Lapas tidak mudah stres.
"Saya berharap, dengan banyaknya kesibukan di sini akan memberi mereka bekal jika bebas nanti," ujar Nico.
Kegiatan kreatifitas di Lapas Narkotika dimulai sekitar pukul 08.00. Seusai apel pagi, beberapa warga binaan menuju "galeri".
Dua orang warga binaan kemudian berkonsentrasi membubuhkan lem kayu ke atas triplek. Rencananya, mereka akan membuat kaligrafi dengan bahan pasir besi dan makan burung.
Agar warnanya beragam, pasir yang digunakan juga bermacam-macam. Pasir besi untuk memberikan warna hitam, sedangkan warna putih pekat dan putih terang, mereka menggunakan pasir laut yang telah diayak.
Sedangkan kaligrafi dari makanan burung, mereka memanfaatkan kacang hijau, jagung, beras merah, kedelai hitam, dan lain sebagainya.
"Akan terus kami kembangkan. Pembuatan kaligrafi baru dimulai. Sebelumnya ada kegiatan membatik, pembuatan beragam souvenir dan gula semut," jelas Kalapas.
Di lokasi terpisah, sekitar 10 warga binaan juga tengah membuat tempat tisu dari kertas koran bekas. Sayangnya, saat Tribun berkunjung, kegiatan membatik sedang tidak berjalan. Bukan karena program ini telah mati, tapi karena alat cap sedang dalam perbaikan.
Batik karya warga binaan Lapas Narkotika, kata Nico, cukup diminati pasar. Karya para napi ini selalu terpajang di di Hendi's Batik, sebuah toko batik, di Cilacap. Lapas memang bekerjasama dengan toko itu untuk menyalurkan karya warga binaan.
Februari ini ia berencana membawa karya anak-anak Lapas Narkotika Nusakambangan mengikuti pameran di Jakarta.
Sarana alat berkreatifitas di Lapas Narkotika cukup lengkap. Di galeri batik, juga tampak seperangkat gamelan. Menurut Kalapas, secara rutin, warga binaan juga berlatih karawitan.
"Tidak hanya itu saja kegiatan di sini. Rencananya, kami akan bekerjasama dengan Direktorat Jendral perindustrian untuk membuat gula semut. Nantinya akan ditanam seribu pohon kelapa untuk menjamin ketersediaan bahan baku," imbuh Nico. (Tribun Jateng cetak/tim)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.