Selama 6 Bulan, Balita Ini Hidup Tanpa Anus
Verceli,6 bulan asal Kampung Pompong, Desa Wae Nggori, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, hidup tanpa anus.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM BORONG, - Verceli, balita berusia 6 bulan asal Kampung Pompong, Desa Wae Nggori, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, hidup tanpa anus. Dengan kondisi kelainan atresia ini membuat Verceli sulit buang air besar.
Keluarga kini sedang berupaya mencari biaya untuk operasi Verceli di Rumah Sakit di Pulau Bali. Verceli lahir dari keluarga miskin. Ayahnya, Gaspar Kan, hanya seorang buruh bangunan di Kampung Pompong, Desa Wae Nggori, Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur. Dedangkan ibunya, Germania Seli, tidak bekerja, hanya tinggal dirumah.
"Kami tidak punya banyak uang yang banyak untuk operasi anak pertama kami, sehingg kami butuh bantuan," tutur Germania Seli kepada Kompas.com, Minggu (2/3/2014).
Germania mengaku suaminya telah berupaya mencari biaya untuk operasi anaknya dengan bekerja sebagai tukang bangunan di Manggarai Barat. Namun, upah yang didapat belum cukup untuk biaya operasi anaknya di Bali, Denpasar.
Menurut dia, operasi anaknya hanya bisa dilakukan di rumah sakit yang ada di Bali, Denpasar dengan biaya yang cukup besar. Karena itu, dia membutuhkan uluran tangan pemerintah untuk biaya operasi anaknya.
"Dana yang dibutuhkan untuk operasi sangat besar, kami tidak memiliki uang yang cukup," tuturnya.
Menurutnya, Verceli diketahui tak memiliki lubang anus setelah dilahirkan di RSUD Ruteng enam bulan yang lalu. Dokter di RSUD Ruteng sudah membuat lubang buatan sementara di bagian perut agar Verceli bisa buang air besar.
"Menurut dokter di RSUD Ruteng, anak kami bisa dioperasi jika sudah berusia lima bulan, sekarang anak kami sudah enam bulan, kami membutuhkan biaya operasi untuk membuat lubang anus. Kami berharap ada donatur membantu operasi anak kami tercinta,” harapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, drg Philiphus Mantur saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/3/2014) menyarankan agar kedua orangtua itu menginformasikan kepada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja terkait masalah kesulitan dana.
Sebab, kata Mantur, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur tidak memiliki anggaran untuk biaya operasi ke luar daerah. Standar rujukan dari Dinas Kesehatan Manggarai Timur sampai di RSUD Ruteng.