Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei: Warga Tak Ingin Risma Mundur, tetapi Lebih Bijaksana

Sekitar 32,9 persen warga Kota Surabaya berharap wali kotanya, Tri Rismaharini, tetap menjadi wali kota.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Survei: Warga Tak Ingin Risma Mundur, tetapi Lebih Bijaksana
ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memberikan keterangan pers seusai menggelar pertemuan dengan Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2014). Pertemuan antara Priyo dan Risma antara lain untuk mengklarifikasi proses pemilihan Wakil Wali Kota Surabaya yang dinilai tidak sesuai prosedur, sehingga memunculkan wacana rencana mundurnya Tri Rismaharini dari jabatannya. ANTARA FOTO/Ismar Patrizki 

TRIBUNNEWS.COM SURABAYA,  — Sekitar 32,9 persen warga Kota Surabaya berharap wali kotanya, Tri Rismaharini, tetap menjadi wali kota. Hanya, Risma diminta untuk lebih bijaksana dalam menghadapi dinamika politik di Surabaya. Hal ini tercermin dalam hasil survei Laboratorium Ilmu Politik dan Rekayasa Kebijakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Lapora FISIP), Universitas Brawijaya, Malang.

"Bijaksana yang dimaksud, Risma sebagai pejabat politik dapat lebih bijaksana menanggapi berbagai tekanan politik yang sedang menggelutinya," kata Kepala Lapora FISIP Universitas Brawijaya, Malang, Faza Dhora Nailufar, saat dihubungi, Selasa (4/3/2014).

Selain itu, survei juga menyerap aspirasi bahwa masyarakat tidak menginginkan Risma mundur, tetapi menyadari bahwa jabatannya adalah jabatan politik.

"Sebanyak 24,6 persen responden ingin supaya Risma tidak mundur dan lebih sadar politik. Karena jabatannya adalah jabatan politik," tambahnya pula.

Adapun aspirasi lain yang diserap oleh survei ini adalah Risma diminta tetap fokus bekerja (21,2 persen), Risma turun menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (7,8 persen), serta menjadi capres-cawapres bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (13,5 persen).

Survei dilakukan pada 250 warga Surabaya di 33 kecamatan, 10-22 Februari lalu. Saat itu, isu kemunduran Risma masih hangat dibahas. Faza memastikan, surveinya bersih dari kepentingan apa pun. Sebagai lembaga pendidikan, pihaknya hanya ingin menilai seberapa besar kesadaran masyarakat Surabaya terhadap isu politik yang berkembang, serta mengukur efektivitas kinerja Risma di mata warganya.

Berita Rekomendasi
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas