Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengolahan Limbah Emas di Kulonprogro Diduga Cemari Sumur Warga

Warga tiga pedukuhan di Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogro, resah karena air sungai mereka tercemar.

zoom-in Pengolahan Limbah Emas di Kulonprogro Diduga Cemari Sumur Warga
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Ilustrasi pencemaran air 

Laporan Wartawan Tribun Jogja Singgih Wahyu Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Warga tiga pedukuhan di Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogro, resah karena air sungai dan sumur mereka tercemar.

Warga menduga, sumber mata air mereka tercemar akibat aktifitas pengolahan limbah penambangan emas di wilayah Pedukuhan Plampang II.

Belasan warga itu, lantas mendatangi Mapolsek Kokap, Senin (10/3/2014) untuk memprotes keadaan tersebut.

Menurut informasi yang dihimpun, tempat pengolahan limbah emas tersebut dikelola oleh dua warga Tasikmalaya, Jawa Barat dengan menyewa lahan milik warga setempat, Tugiyono.

Pengolahan limbah tersebut, sudah dua bulan belakangan beroperasi untuk pemurnian limbah emas.

Indikasi adanya pencemaran dari pengolahan limbah tersebut, dirasakan warga Pedukuhan Plampang II, serta Sengon I dan II.

Berita Rekomendasi

Ribuan ikan yang terdapat di kolam milik warga, dan sepanjang aliran sungai dari Plampang II sampai dengan Desa Hargomulyo mati dan mengambang, Sabtu (8/3/2014) lalu.

Warga menjadi tak berani mengonsumsi air dari sumur mereka, yang lokasinya berdekatan dengan tempat pengolahan limbah dan sungai.

Menurut seorang warga, Seniyah (47), warga Plampang II, ikan yang mati tersebut langsung dikubur oleh pemilik kolam dan tidak diizinkan untuk dikonsumsi karena diduga mengandung zat berbahaya.

Tak hanya itu, akibat pencemaran tersebut, air sumur warga kini mulai berbau tajam dan tidak sedap sementara aliran sungai berubah keruh.

"Sejak ada ikan yang mati mengambang itu, warga jadi takut minum air dari sumur. Kami khawatir airnya juga terkena racun berbahaya," kata dia.

Rata-rata, sumur warga menurutnya berjarak cukup dekat dari pengolahan limbah emas, sekitar tiga meter.

Sementara, jarak pengolahan limbah tersebut hanya lima meter jauhnya dari aliran sungai. Warga menduga matinya ribuan ikan tersebut karena teracuni bahan kimia yang digunakan dalam pemurnian limbah tersebut.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas