Hujan Pasir Gunung Slamet Bikin Mata Pedih
Hujan abu bercampur pasir akibat aktivitas Gunung Slamet terjadi di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Hujan abu bercampur pasir akibat aktivitas Gunung Slamet terjadi di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jumat (14/3/2014) dinihari.
Seorang warga Dusun Bambangan, Mulyani (42) mengatakan hujan pasir tipis sempat terjadi di wilayah desanya. Saat hujan abu tersebut, dia merasakan pedih di mata.
"Dinihari tadi jam 03.00 hujan abu bercampur pasir kecoklatan terjadi sekitar 20 menit. Tetapi, setelah itu cuaca kembali terang," katanya.
Dia menceritakan bahwa hujan abu sudah turun sejak dua hari terakhir meskipun tidak terlalu tebal.
"Turunnya di waktu gelap, kalau nggak malam ya dinihari," ungkapnya.
Kepala Pusat Vulaknologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Muhammad Hendrasto mengatakan sejak Jumat pukul 00.00 sampai pukul 06.00 tercatat terjadi 44 gempa embusan dari Gunung Slamet. Gempa embusan tersebut mengarah ke utara dan timur lereng Gunung Slamet.
"Sejauh ini, gempa embusan umumnya mengarah antara utara dan timur," katanya.
Dia menjelaskan gempa embusan tersebut membawa material sisa dari dalam Gunung Slamet, berupa abu yang meluncur ke udara. Adapun ketinggian letupan asap mencapai 1.200 meter ke udara bebas.
"Dibandingkan hari kemarin, mungkin ini yang agak tinggi. Selain itu, dalam catatan di Pos Gambuhan, Pemalang setidaknya terjadi 44 kali gempa embusan. Jumlah itu lebih tinggi dari hari kemarin tetap masih dalam batasan normal untuk status Waspada (level lI)," paparnya.
Sementara itu, durasi letusan yang menyemburkan uap air atau abu vulkanik hanya berlangsung rata-rata 60-90 detik.
"Setiap letusan tidak ada dua menit, berarti abu yang dibawa tidak banyak," ujar Hendrasto. (nug/wan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.