Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terjadi Letusan Freatik 5 Kali dengan Ketinggian Rata-rata 300-900 Meter

sejak dinyatakan berada pada level waspada pada empat hari lalu Gunung terbesar di Pulau Jawa itu masih terus bergolak

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Terjadi Letusan Freatik 5 Kali dengan Ketinggian Rata-rata 300-900 Meter
Gunung Slamet, Jawa Tengah 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Hermawan Endra Wijonarko

TRIBUNNEWS.COM, PEMALANG - Petugas Pos Pemantauan Gunung Api Slamet, di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Nuruh Nurcholis (50) mencatat bahwa sejak dinyatakan berada pada level waspada pada empat hari lalu Gunung terbesar di Pulau Jawa itu masih terus bergolak.

Dari data terakhir yang dihimpun Pos Pemantauan, pada Jumat (14/3/2014). Gunung yang memiliki ketinggian 3.428 meter (dpl) itu memuntahkan letusan freatik sebanyak 5 kali dengan ketinggian rata-rata 300-900 meter.

Nuruh Nurcholis menjelaskan, letusan freatik, adalah hasil interaksi antara magma dan air tanah. Letusan itu muncul setiap musim hujan karena dipicu oleh air yang meresap dari puncak kawah.

Letusan jenis ini diprediksi tidak akan merusak karena yang dominan dikeluarkan berupa abu vulkanik, pasir, serta batu kecil. Untuk pasir dan batu kecil tidak akan jauh loncatannya dari sekitar puncak gunung, namun untuk abu bisa jauh karena terbawa angin.

Nuruh Nurcholis (50) menambahkan, selain letusan freatik, tercatat masih terjadi sejumlah gempa di Gunung Slamet, antara lain gempa hembusan, vulkanik dalam, dan gempa vulkanik dangkal.

Ada 231 gempa hembusan, 2 kali vulkanik dalam, dan 3 kali gempa vulkanik dangkal. Meski begitu status gunung terbesar di Pulau Jawa itu masih berada pada level Waspada.

BERITA REKOMENDASI

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Muhammad Hendrasto mengatakan, dari catatan sejarah, Gunung Api Slamet sejak tahun 1600 hanya terjadi letusan abu vulkanik dan tidak sampai mengeluarkan awan panas. "Meski tinggi besar, gunung ini lebih jinak," tutur Hendrasto. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas