Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Semarang, Surya Paloh Singgung tentang Capres Jokowi

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh turut angkat bicara soal pencapresan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Di Semarang, Surya Paloh Singgung tentang Capres Jokowi
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO/ABRIANSYAH LIBERTO
JURU KAMPANYE - Ketua umum DPP partai Nasional Demokrat (NasDem) meskipun hadir sebagai juru kampanye partai NasDem di Plaza Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Minggu (16/3/2014).Surya Paloh hadir ke tempat kampanye pukul 16.15 WIB, bersama ketua DPW NasDem Sumsel, Syarial Oesman dan beberapat petinggi NasDem. (TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO) 

TRIBUNNEWS.COM SEMARANG,  – Ketua Umum Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh turut angkat bicara soal pencapresan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Menurut Surya, Jokowi telah menapaki karir politik yang cukup progresif. “Soal capres Jokowi, itu adalah satu hal yang cukup progresif bagi karir seseorang. Saya pikir, itu kita hargai,” kata Surya Paloh menjelang kampanye terbuka Nasdem di Lapangan Simpang Lima Semarang, Selasa (18/3/2014) siang.

Partai Nasdem, lanjut Surya Paloh, sampai saat ini belum sampai membicarakan untuk mendorong salah satu tokohnya menjadi calon presiden. Menurutnya, tokoh-tokoh Nasdem banyak yang berkualitas dan layak untuk menjadi tokoh. “Tapi, belum bisa kami sampaikan di sini,” timpalnya.

Nasdem sendiri, kata dia, kokoh untuk membangun konsentrasi pada Pemilu Legislatif pada 9 April mendatang. Surya mengaku masih menunggu tanggapan, respons, kesediaan masyarakat melihat gagasan Partai Nasdem sebagai partai alternatif.

“Kalau masyarakat merespons ya bolehlah, itu pun kalau ada suara signifikan.Target kami pada April nanti, Nasdem hadir sebagai partai besar dengan target kursi DPR 80 ke atas,” cetusnya.

Soal partai alternatif, kata Surya Paloh, Nasdem terus menawarkan politik gagasan. Meski begitu, Nasdem mengharapkan agar ke depan, jumlah partai politik yang ada tak terlalu banyak.

“Demokrasi bukan sebatas hak privilege (istimewa), tapi juga ada kewajiban. Sepanjang belum terjalin secara balance, saya yakin sistem demokrasi kita belum efektif,” pungkasnya.

Berita Rekomendasi

   

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas