Sulaiman Jadi Korban Salah Tangkap dan Siksaan Sadis Polisi
Sulaeman (25), diduga menjadi korban salah tangkap polisi di Tasikmalaya, Jawa Barat.
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Sulaeman (25), warga Kampung Panyingkiran, Desa Banyuasih, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, diduga menjadi korban salah tangkap polisi di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Selama sehari semalam berada di tahanan, dia mengaku mendapatkan tindakan kekerasan, termasuk disetrum.
"Saya dituduh memerkosa seorang wanita berstatus janda yang dikenal. Saya tidak melakukan perbuatan itu.Tapi saat saya di kantor polisi, saya sering disetrum dan dipaksa mengaku kalau saya melakukan perbuatan itu," jelas Sulaeman kepada wartawan di rumahnya, Rabu (19/3/2014).
Menurut Sulaeman, kejadian berawal saat dia mendatangi Polsek Taraju untuk memenuhi panggilan polisi.
Sesampainya di kantor polisi, dia langsung dijebloskan di tahanan dengan tuduhan menjadi pemerkosa.
Dalam tahanan, tutur Sulaeman, dia kerap disiksa para polisi. Siksaan, sebut dia, mulai dari pukulan, setruman, sampai dibakar pada bagian tangan.
"Kalau wajah anggota polisinya saya tidak tahu, soalnya saat saya disiksa di dalam sel, mata saya ditutup dan tangan diikat lakban. Karena saya tidak merasa salah, saya tetap tak mau mengakui perbuatan itu. Makanya saya terus dipukuli dan disiksa," kata Sulaeman.
Beruntung keesokan harinya, kata Sulaeman, ada beberapa warga lain yang menjadi saksi menyatakan kalau dia bukan pelaku pemerkosaan seperti yang dituduhkan polisi. Dia langsung dibebaskan.
Namun, Sulaeman mengaku tak terima dengan perlakuan yang dia dapatkan di tahanan Polsek Taraju.
"Ini, lihat luka-luka bakar dan bekas pukulan masih terlihat kan?" ujar dia sembari memperlihatkan bekas-bekas luka dari siksaan yang dia sebutkan.
Belum ada konfirmasi dari kepolisian terkait hal ini. Telepon genggam Kapolres Tasikmalaya juga tak aktif saat coba dihubungi wartawan pada Rabu malam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.