Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu-ibu di Banyuwangi Diajari Membatik

Dengan hati-hati ia menyelupkan canting di tangan kanannya dan meniup ujungnya perlahan

zoom-in Ibu-ibu di Banyuwangi Diajari Membatik
/Tribun Timur/muhammad abidwan
Karyawan hotel Grand Clarion Makassar dengan mengenakan baju batik berfoto di dilobi hotel tersebut, Rabu (2/10). selain berbusana menggunakan batik dekorasi lobi hotel dihiasi aneka kain batik berbagai motif untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober. (Tribun Timur/muhammad abidwan) 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Reni Hayu Pratiwi (34) menghidupkan kompor kecil dan memanaskan lilin di atas wajan kecil. Di hadapannya selembar kain putih yang sudah di gambar dengan motif batik 'kangkung setingkes'. Dengan hati-hati ia menyelupkan canting di tangan kanannya dan meniup ujungnya perlahan.

"Biar malamnya nggak tersumbat," ujarnya Selasa (25/03/2014).

Reni Hayu Pratiwi, salah satu dari 30 ibu rumah tangga yang mengikuti pelatihan pembuatan batik yang diselenggarakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Kalipuro.

Sambil tertawa, Reni bercerita kesulitannya saat memegang canting.

"Awalnya kayak megang sendok, ternyata beda ya. Apalagi panas dari malam cair nya juga harus diatur agar bisa tembus di bagian kain belakang. Kalau nggak ya harus di ulang," katanya.

Sebelum diajari melukis di atas kain, Reni menjelaskan, di hari pertama ia dan rekan-rekannya diperkenalkan dasar-dasar membatik, bahan dan juga motif-motif batik.

"Menyenangkan sekali. Biasanya kan ibu-ibu yang kerjanya di rumah ngurusi rumah, suami dan anak. Ini di ajari buat kain batik," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Reni mengaku akan meneruskan pelatihan ini dengan kawan-kawannya untuk membentuk kelompok usaha.

"Tapi ya sepertinya butuh waktu lama. Nanti mau belajar sendiri lagi karena sudah dapat dasarnya disini," katanya.

Sementara Buhani, pemilik Batik Srikandi mengaku senang berbagi ilmu dengan ibu-ibu rumah tangga yang mau belajar batik.

"Memang susah karena untuk mengenal batik, biasanya pemula butuh waktu 3 bulan. Pelatihan ini hanya seminggu tapi ke depannya saya mempersilahkan mereka untuk melanjutkan belajar di artshop saya," katanya.

Perempuan yang sudah 21 tahun menggeluti dunia batik ini mengaku perempuan bisa memilih menjadi pembatik karena bisa dikerjakan di rumah tanpa harus meninggalkan keluarga.

"Hasilnya pun lumayan untuk tambah-tambah uang belanja. Tapi kalau di kelola secara profesional juga lebih bagus lagi hasilnya," tuturnya.

Bukan hanya mengajari cara membatik, Buhani juga mengenalkan beberapa motif batik Banyuwangi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas