Kapolda Jabar: Penculikan Bayi di RSHS Dilakukan Sindikat Profesional
Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan menduga, penculikan bayi di RSHS dilakukan sindikat profesional.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan menegaskan, pihaknya akan terus bekerja keras untuk mengungkap kasus penculikan bayi perempuan, anak dari pasangan Toni Manurung dan Lasmaria Boru Manulang (24) pada Selasa (25/3/2014) lalu.
"Kita sedang melakukan upaya pengungkapan. Kami akan terus bekerja keras melakukan pengungkapan kasus ini," tegas Iriawan, kepada wartawan di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jumat (28/3/2014).
Ketika ditanya motif dari kasus penculikan bayi ini, Iriawan mengatakan polisi masih sedang mendalaminya.
"Belum, belum bisa kita sampaikan, kita masih dalami. Apakah ini (kasus) memang betul penculikan, sindikat bayi atau apa, yang jelas beberapa alternatif kita dalami," tegasnya.
Ketika ditanya, apakah ini masuk ke kategori kejahatan penjualan manusia, Iriawan juga belum bisa memastikannya. "Mungkin ada juga, tapi saya belum bisa pastikan. Yang jelas kita lakukan upaya pengungkapan," jawabnya.
Iriawan menduga, penculik merupakan sindikat profesional. Polisi menelusuri tempat kejadian perkara di ruangan Alamanda RS Hasan Sadikin dan lingkungan RSHS hingga jejak kaburnya pelaku yang terekam kamera tersembunyi (CCTV). "Kita dalami masuknya pelaku berapa orang," katanya.
Dari proses lidik sementara, polisi juga yakin pelaku tidak beraksi sendirian, melainkan berkelompok.
"Kita dalami masuknya pelaku, dibantu siapa dan bagaimana dia (pelaku) sampai bisa membawa bayi tersebut. Itu pasti ada yang membantu," ujarnya.
Kasus penculikan bayi, merupakan bukti keteledoran petugas keamanan RSHS Bandung. Mereka tidak dapat mendeteksi kehadiran dokter gadungan sehingga dia bisa membawa kabur bayi itu dari ruangan Alamanda.
Padahal, kata Direktur Utama RSHS Bandung Bayu Wahyudi, pengamanan di RSHS sudah sedemikian ketat.
Salah satunya, dengan mengurangi akses pintu masuk di setiap ruangan, termasuk ruangan bayi. Lalu para staf mulai dari dokter, perawat, koasisten (Koas) dan mahasiswa magang diwajibkan memakai ID card jika mau masuk ke ruangan, termasuk ruangan bayi. Selain itu, RSHS juga menempatkan sekuriti di setiap sudut dan kamera CCTV.
"Pengamanan ketat dikami sudah dilakukan sebelumnya. Setidaknya kami sudah melakukan upaya pengamanan. Tapi, ya tetap ada saja. Ini (pengaman) akan menjadi evaluasi kami, mudah - mudahan kejadian ini tidak terjadi lagi ke depannya," harap Bayu.