Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolda Jabar: Penculikan Bayi di RSHS Dilakukan Sindikat Profesional

Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan menduga, penculikan bayi di RSHS dilakukan sindikat profesional.

zoom-in Kapolda Jabar: Penculikan Bayi di RSHS Dilakukan Sindikat Profesional
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Toni Manurung memperlihatkan foto bayi perempuannya (kiri) dan foto rekaman CCTV diduga penculik bayinya dalam acara jumpa pers di RS Hasan Sadikin (RSHS), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Rabu (26/3/2014). Bayi yang belum diberi nama tersebut diduga diculik oleh seorang perempuan yang mengaku sebagai tenaga medis sekitar pukul 19.40 WIB di Ruang Alamanda RSHS saat ditinggal orang tuanya ke kamar mandi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan menegaskan, pihaknya akan terus bekerja keras untuk mengungkap kasus penculikan bayi perempuan, anak dari pasangan Toni Manurung dan Lasmaria Boru Manulang (24) pada Selasa (25/3/2014) lalu.

"Kita sedang melakukan upaya pengungkapan. Kami akan terus bekerja keras melakukan pengungkapan kasus ini," tegas Iriawan, kepada wartawan di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jumat (28/3/2014).

Ketika ditanya motif dari kasus penculikan bayi ini, Iriawan mengatakan polisi masih sedang mendalaminya.

"Belum, belum bisa kita sampaikan, kita masih dalami. Apakah ini (kasus) memang betul penculikan, sindikat bayi atau apa, yang jelas beberapa alternatif kita dalami," tegasnya.

Ketika ditanya, apakah ini masuk ke kategori kejahatan penjualan manusia, Iriawan juga belum bisa memastikannya. "Mungkin ada juga, tapi saya belum bisa pastikan. Yang jelas kita lakukan upaya pengungkapan," jawabnya.

Iriawan menduga, penculik merupakan sindikat profesional. Polisi menelusuri tempat kejadian perkara di ruangan Alamanda RS Hasan Sadikin dan lingkungan RSHS hingga jejak kaburnya pelaku yang terekam kamera tersembunyi (CCTV). "Kita dalami masuknya pelaku berapa orang," katanya.

Dari proses lidik sementara, polisi juga yakin pelaku tidak beraksi sendirian, melainkan berkelompok.

Berita Rekomendasi

"Kita dalami masuknya pelaku, dibantu siapa dan bagaimana dia (pelaku) sampai bisa membawa bayi tersebut. Itu pasti ada yang membantu," ujarnya.

Kasus penculikan bayi, merupakan bukti keteledoran petugas keamanan RSHS Bandung. Mereka tidak dapat mendeteksi kehadiran dokter gadungan sehingga dia bisa membawa kabur bayi itu dari ruangan Alamanda.

Padahal, kata Direktur Utama RSHS Bandung Bayu Wahyudi, pengamanan di RSHS sudah sedemikian ketat.

Salah satunya, dengan mengurangi akses pintu masuk di setiap ruangan, termasuk ruangan bayi. Lalu para staf mulai dari dokter, perawat, koasisten (Koas) dan mahasiswa magang diwajibkan memakai ID card jika mau masuk ke ruangan, termasuk ruangan bayi. Selain itu, RSHS juga menempatkan sekuriti di setiap sudut dan kamera CCTV.

"Pengamanan ketat dikami sudah dilakukan sebelumnya. Setidaknya kami sudah melakukan upaya pengamanan. Tapi, ya tetap ada saja. Ini (pengaman) akan menjadi evaluasi kami, mudah - mudahan kejadian ini tidak terjadi lagi ke depannya," harap Bayu.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas