Bentrok Antar Perguruan Silat Seorang Korban Terluka Parah
Bentrok yang terjadi antaranggota IKS PI Kera Sakti dengan Perguruan Silat Setia Hati Terate (PSHT) ternyata berbuntut panjang.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Bentrok yang terjadi antaranggota Ikatan Keluarga Silat Putera Indonesia (IKS PI) Kera Sakti dengan Perguruan Silat Setia Hati Terate (PSHT) ternyata berbuntut panjang.
Setidaknya ada seorang korban bernama Deni Sutomo (15) ditemukan tergeletak lantaran terluka parah terkena sabetan pedang di bagian perut samping tembus punggung dan tangan kanannya, Sabtu (29/3/2014) dini hari.
Deni Sutomo adalah korban salah sasaran lantaran ia bukanlah bagian dari anggota perguruan silat manapun. Sebelum kejadian sekitar pukul 21.00 WIB korban diminta mengantar bibinya, Sutinah (29) untuk membesuk Parlin (49) keluarganya yang sedang sakit dirawat di Puskesmas Sumberaji Kecamatan Sukodadi.
Sekitar pukul 22.00 WIB dengan mengendarai sepeda motor Supra X korban pulang bersama Satinah. Ketika di tengah perjalanan, tepatnya di jalan Dusun Bulak Watu Desa Banjarejo, korban berpapasan dengan massa sedang konvoi sebanyak sekitar 100 orang dari utara arah berlawanan.
Tiba-tiba korban langsung dilempar batu tepat mengenai kepala hingga terjatuh bersama bibinya dari atas sepeda motornya. Massa kemudian menghakimi korban dan diantara pelaku menebaskan pedangnya tepat mengenai perut hingga tembus ke bagian belakang pinggangnya.
Namun para pelaku tak sampai menganiaya Satinah. Bahkan saat saksi Satinah berteriak meminta tolong agar keponakannya tidak dianaya, para tersangka tidak menggubrisnya.
"Saya tidak ingat apa-apa lagi, kejadiannya begitu cepat," ungkap Deni Sutomo, korban saat ditemui Surya (Tribunnews.com Network), Sabtu (29/3/2014) dini hari di IGD RS Muhammadiyah.
Deni tidak tahu bagaimana bibinya bisa menyelamatkan diri. Ia juga tidak tahu siapa yang membawanya ke RS Muhammadiyah.
"Saya tidak tahu itu massa dari perguruan silat mana, tapi saat menghadang mereka menuding saya dengan sebutan ‘iku bedes-iku bedes’ (itu kera-itu kera, red)," ungkap Deni Sutomo seraya mengakui kalau ia juga bukan anggota perguruan silat manapun.
Deni yang sejak Sabtu (29/3/2014) dini hari masih menjalani observasi di ruang IGD dan hanya ditunggui kakeknya, Nipan (70) dalam diagnose dokter mengalami luka cukup parah di bagian abdomen akibat sabetan sajam.
Luka di perut, pinggang, tangan dan kepala mengaharuskan Deni harus menjalani rawat inap hingga massa yang belum bisa ditentukan. Sejak Sabtu dini hari nampak puluhan pemuda bertahan konsentrasi di pelataran depan IGD rumah sakit.
Beberapa diantara mereka yang ditemui Surya mengaku belum tahu pasti apakah korban anggota perguruan silat atau tidak. Para pemuda ini mengaku penasaran ingin mengetahui siapa korban sebenarnya.
Tapi upaya puluhan pemuda ini tidak bisa mereka peroleh lantaran di pintu masuk ruang IGD dijaga ketat anggota polres berpakaian preman dan seragam dinas.