Syahrul Yasin Limpo: 'Jokowi Effect' Tidak Laku di Sulawesi Selatan
Syahrul Yasin Limpo menilai, "Jokowi Effect" tak berlaku dalam Pemilu 2014, Rabu (9/4/2014), di daerahnya.
Laporan Wartawan Tribun Timur Mahyuddin
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menilai, "Jokowi Effect" tak berlaku dalam Pemilu 2014, Rabu (9/4/2014), di daerahnya.
Syahrul yang juga Gubernur Sulsel itu menegaskan, tak lakunya Jokowi untuk menarik simpati pemilih tersebut ditunjukkan dengan tingginya perolehan suara Partai Golkar.
"Kemenangan Golkar sudah diperkirakan sebelumnya. Saya sudah prediksi akan seperti ini. Buktinya pengaruh pencapresan Jokowi di Sulsel, sedikit," kata Syahrul, Kamis (10/4/2014).
Syahrul menyebut, PDIP di Sulsel tidak mengambil keuntungan dari pencapresan Jokowi. "Jokowi Effect" adalah istilah yang dipopulerkan sejumlah lembaga survei terhadap pengaruh Jokowi ke PDIP.
Berdasarkan hasil penghitungan internal Golkar Sulsel, Syahrul menyebut partainya unggul jauh dari partai urutan kedua.
"Berapa angkanya? Kita tunggu hasil resmi dari KPU. Yang jelas kemenangan Golkar di Sulsel tidak lepas dari kerja keras kader dan caleg Golkar yang tetap menjaga konstituennya. Ini sesuai prediksi saya," lanjut Syahrul.
Soal hasil hitung cepat hasil perolehan suara secara nasional, Syahrul menyebut ada kemungkinan koalisi Golkar-PDIP. Keduanya merupakan partai dengan perolehan suara tertinggi.
"PDIP menang dengan angka yang tidak terlalu mutlak. Semua partai butuh koalisi. Bisa saja koalisi PDIP-Golkar," kata Syahrul.
Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini menyebut karakteristik Golkar dan PDIP tidak jauh berbeda yaitu mengedepankan kepentingan rakyat.