Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Turis Asal Belanda Bantu Revitalisasi Kolam Penyu di Bantul

Sebagian dari mereka bahkan rela merogoh kocek untuk membantu pelestarian penyu di sana

zoom-in Dua Turis Asal Belanda Bantu Revitalisasi Kolam Penyu di Bantul
Kompas/Haris Firdaus
Turis asal Belanda, Hendrik J Vos, melakukan peletakan batu pertama tempat konservasi penyu di Pantai Samas, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (12/4). Hendrik dan istrinya, Nelly Simon, menjadi donatur untuk pembangunan kolam pemeliharaan anak penyu yang dikelola warga sekitar pantai. Tahun ini, warga, aktivis lingkungan, dan aparat pemerintah mulai membangun kembali tempat konservasi penyu di Pantai Samas yang rusak karena abrasi tahun lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Upaya konservasi penyu di Pantai Samas, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak hanya menarik minat masyarakat Indonesia. Sejumlah turis asing pun tertarik dengan upaya itu.

Sebagian dari mereka bahkan rela merogoh kocek untuk membantu pelestarian penyu di sana.

Misalnya, dua turis asal Belanda, pasangan suami-istri Hendrik J Vos (67) dan Nelly Simon (66). Keduanya tergerak membantu revitalisasi kolam konservasi penyu di Pantai Samas dengan menyumbang dana sebesar Rp 6 juta.

“Kami tergerak membantu karena melihat semangat warga sekitar Pantai Samas dalam melestarikan penyu,” kata Hendrik J Vos di sela-sela peletakan batu pertama kolam konservasi penyu di Pantai Samas, Sabtu (12/4/2014) siang.

Sejak beberapa tahun lalu, sejumlah nelayan yang tergabung dalam Forum Konservasi Penyu Bantul (FKPB) berupaya melestarikan penyu yang kerap bertelur di Pantai Samas.

Dibantu Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta dan komunitas Reispirasi, FKPB mengelola sejumlah kolam konservasi yang juga dijadikan sebagai obyek wisata lingkungan bagi pelajar dan wisatawan.

Namun, tahun lalu, kolam-kolam konservasi itu rusak karena adanya abrasi atau terkikisnya daratan pantai akibat terjangan gelombang air laut. Hal itu mengancam kelestarian penyu yang kerap bertelur di Pantai Samas.

Berita Rekomendasi

FKPB beserta sejumlah pihak berupaya membangun kembali kolam konservasi itu. Hendrik mengatakan, kolam konservasi penyu di Pantai Samas bisa dikembangkan menjadi obyek wisata lingkungan.

Jika dikelola dengan baik, kolam itu bisa mendatangkan pemasukan yang lumayan bagi warga sekitar. “Saya rasa, obyek wisata alam akan menarik banyak minat turis lokal dan luar negeri karena saya lihat minat orang Indonesia pada wisata alam sudah mulai tumbuh,” kata Hendrik yang adalah pensiunan karyawan maskapai penerbangan.

Pegiat Komunitas Reispirasi, Deny Widyanto, mengaku bersyukur atas bantuan yang diberikan Hendrik dan Nelly. Menurut Deny, biaya pembangunan kembali kolam konservasi itu sekitar Rp 50 juta sampai Rp 60 juta.

“Untuk sementara, kami baru bisa membangun satu kolam pemeliharaan anak penyu karena keterbatasan dana,” ujar dia.

Ketua FKPB Rujito mengatakan, ada empat jenis penyu yang sering singgah di Pantai Samas untuk bertelur, yakni penyu sisik, penyu belimbing, penyu lekang, dan penyu hijau.

Sejak tahun 2001, sudah sekitar 4.000 ekor penyu yang dipelihara lalu dilepasliarkan di Pantai Samas ini. (Haris Firdaus)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas