Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

2.500 Pelanggan PDAM Nunukan Tak Terlayani Air Bersih

Sekitar 2.500 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Pulau Nunukan, hampir sepekan tidak terlayani.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 2.500 Pelanggan PDAM Nunukan Tak Terlayani Air Bersih
IST
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Sekitar 2.500 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Pulau Nunukan, hampir sepekan tidak terlayani. Penyebabnya Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sungai Bilal sudah tidak memproduksi air bersih akibat keringnya Embung Sungai Bilal, sebagai penyedia bahan baku.

Bupati Nunukan Haji Basri mengatakan, masyarakat tidak bisa terlayani air bersih karena sumber air kosong, akibat musim panas hampir dua bulan di Pulau Nunukan.

Soal upaya yang dilakukan agar pelanggan bisa terlayani air bersih, Bupati mengatakan, "Berdoa supaya hujan. Kalau hujan nanti lancar lagi," ujarnya.

Ia malah bertanya kembali kepada wartawan, upaya yang perlu dilakukan. "Kira-kira kamu sarannya apa? Apa kita kelola air laut? Ndak tahulah karena kemampuannya kan lain," katanya.

Pelanggan yang tidak bisa terlayani PDAM meliputi wilayah, RSUD Sungai Fatimah, Jalan Sungai Bilal, Jalan Iskandar Muda, Jalan Pembangunan, Jalan Sungai Mantri, Jalan Tanjung, Jalan Pasar Yamaker, Jalan Tanah Merah, Kampung Jawa, Jalan Agus Salim, Jalan Pasir Putih, Jalan Rimba, Jalan TVRI, Kampung Buton, Pasar Baru Seberang dan Kampung Pukat.

Berbeda dengan di Embung Sungai Bilal, debit air di Embung Sungai Bolong dan Embung Persemaian dipastikan masih normal. Embung Sungai Bolong melayani sekitar 1.000 pelanggan sementara Embung Persemaian melayani 300 pelanggan.

Berita Rekomendasi

Kasubag Produksi PDAM Nunukan Midun Effendi menjelaskan, Embung Sungai Bilal memiliki kapasitas tampung hingga 135.000 meter kubik. Dalam kondisi normal, ketinggian air bisa mencapai 9 meter. Namun sejak musim panas hampir dua bulan belakangan ini, debit air yang tertampung di embung terus menyusut.

Untuk melayani pelanggan, IPA Sungai Bilal harus memproduksi air hingga 50 liter perdetik. Sementara air yang masuk ke embung hanya sekitar 20 liter perdetik.

"Karena kita menyedot, berarti tekor 30 liter perdetik. Kalau embung kering, kita tidak bisa produksi," ujarnya.

Basri mengatakan, ia senantiasa memanggil pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait untuk membahas krisis air di Pulau Nunukan.

"Cuma kita tidak ekspose keluar. Kepala PDAM sudah lapor kepada saya, embung itu memang kosong. Kemarin kepala PDAM sudah laporan. Ada Asisten I juga," ujarnya.

Dalam keadaan kosong tersebut, Pemerintah Kabupaten Nunukan akan melakukan pengerukan endapan lumpur di embung.

"Langkah konkrit kita rapikan embungnya, endapannya kita buang, supaya kalau nanti terisi lebih bagus," katanya.

Akibat krisis air di Pulau Nunukan, sebagian besar masyarakat harus membeli air yang dijajakan dengan truk tangki keliling.

Tags:
Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas