Tiga Gunung Berapi di Sulut Berstatus Siaga
Tiga gunung berapi di Sulawesi Utara, Gunung Lokon, Gunung Karangetang dan Gunung Soputan kini berstatus Siaga.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Tiga gunung berapi di Sulawesi Utara, Gunung Lokon, Gunung Karangetang dan Gunung Soputan kini berstatus Siaga.
Status itu melekat akibat aktivitas dari gunung terus menunjukkan peningkatan, sehingga perlu diwaspadai oleh masyarakat guna menghindari terjadinya bahaya jika tiba-tiba ada letusan besar.
"Masyarakat yang berada di sekitar tiga gunung berapi ini harus waspada, karena status Siaga menunjukkan bahwa gunung masih sangat tinggi aktivitasnya. Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius bahaya yang ditetapkan, apalagi mendaki hingga ke puncak karena dapat mengancam keselamatan jika sewaktu-waktu terjadi letusan," jelas Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon, Farid Bina.
Untuk Lokon misalnya, kata Farid radius bahayanya berada 2,5 kilometer dari Kawah Tompaluan.
Di seluruh area tersebut berpotensi terkena dampak langsung seperti abu vulkanik, lontaran material pijar, hingga awan panas jika terjadi letusan besar.
"Lokon hingga kini masih banyak terjadi gempa vulkanik dalam hingga permukaan sejak 14 April lalu secara terus menerus. Ini mengindikasikan adanya imigrasi magma, namun belum diketahui pasti apakah akan disertai letusan. Yang diharapkan masyarakat tetap waspada saja, dengan mengikuti semua instruksi yang dikeluarkan terutama soal larangan di zona bahaya," tegasnya.
Di Sulut, menurutnya, ada sembilan gunung berapi, namun hanya tiga yang status Siaga, sedangkan lainnya status normal seperti Gunung Klabat di Minut, Tangkoko di Bitung, Awu di Sangihe, dan Gunung Ambang.
"Naiknya aktivitas ketiga gunung tersebut (Lokon, Karangetang, dan Soputan) wajar saja, sebab masih dalam satu zona subduksi (terbentuknya gunung) yakni dari pergerakan/pertemuan lempeng (Pasifik-Eurusia). Kenapa lainnya tidak naik aktivitasnya, karena mungkin saat terjadi pertemuan lempeng tidak terpicu pergerakan energi magmanya karena lemah," tuturnya.
Pihaknya hingga kini masih melakukan pemantauan secara intensif terhadap aktivitas gunung terutama Lokon di Tomohon, sebab masih berpotensi terjadinya letusan.
"Pemantauan dilakukan petugas 1x24 jam penuh, jika ada peningkatan aktivitas signifikan atau penurunan hingga berakibat perubahan status pasti diinformasikan demi menjamin keselamatan masyarakat," tandasnya.