TKW Sihatul Terima Santunan Rp 258 Juta
Sihatul Alfiyah tenaga kerja wanita asal Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi yang koma mendapatkan santunan sebesar 680 ribu dolar Taiwan
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Sihatul Alfiyah (25), tenaga kerja wanita asal Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi yang koma sejak 22 September 2013 mendapatkan santunan sebesar 680 ribu dolar Taiwan.
Santunan ini diserahkan kepada pihak keluarga bersamaan dengan kepulangan Sihatul ke Banyuwangi, dinihari tadi.
"Kalau dirupiahkan sekitar Rp 258 juta. Terdiri dari biaya pemulangan dari Taiwan ke Banyuwangi sebesar 400 dolar Taiwan, dan santunan uang tunai 280 dolar Taiwan. Biaya pemulangan ditanggung oleh majikan Sihatul di Taiwan, sedangkan santunan uang tunai dari agen di Taiwan dan juga dari PT yang memberangkatkan Sihatul," kata Noerman Adhiguna, Bidang Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan, Rabu (7/5/2014).
Noerman mengaku mendampingi proses pemulangan Sihatul hingga sampai di Banyuwangi.
"Santunan langsung kami berikan kepada suami Sihatul saat serah terima Sihatul ke pihak Pemkab Banyuwangi," jelas Noerman.
Terkait proses hukum terhadap majikan Sihatul, Noerman menjelaskan, keputusan diserahkan kepada pihak keluarga.
"Kami sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian di Taiwan, bahkan polisi sudah sempat memeriksa majikan Sihatul. Akan tetapi keputusan akhir ya di tangan keluarganya dan ternyata suaminya memilih tidak melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisan. Jadi kami tidak bisa melakukan apa-apa lagi terkait dugaan kasus kekerasan yang dialami Sihatul karena di sana memang proses hukum harus diawali dengan laporan dari keluarga," kata lelaki yang satu tahun terakhir ini tinggal di Taiwan.
Sementara itu, Noerman mengaku masih terus berkoordinasi agar Sihatul mendapatkan semua haknya.
"Biaya pemulangan, gaji dan tabungan Sihatul sudah diberikan semuanya. Termasuk memberangkatkan suami Sihatul, Suhandi untuk menjenguk dan menemani istrinya. Nanti akan dilihat lagi hak mana yang belum terpenuhi," ujar Noerman.
Noerman juga menjelaskan kepulangan Sihatul ke Indonesia sudah diperkenankan oleh dokter di Taiwan.
"Kondisinya sudah stabil, namun untuk menjaga kesehatan selama penerbangan dari Taiwan ke Indonesia, kami memang meminta rumah sakit khusus di Taiwan yang sering mendampingi pasien yang melakukan perjalanan jauh," kata Noerman.
Sihatul Alfiyah, bekerja di kandang sapi dan merawat 300 sapi seorang diri. Dia dinyatakan koma sejak 22 September 2013 dan dari rekam medis ditemukan luka di bagian belakang kapala akibat benturan benda tumpul. Diduga Sihatul mengalami penyiksaan oleh majikannya.