PDAM Surabaya Ganti Meteran Air yang Berusia di Atas 5 Tahun
Tekan kehilangan air yang mencapai 29 persen, PDAM Surya Sembada terus melakukan pergantian meter air usia di atas 5 tahun.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tekan kehilangan air yang mencapai 29 persen, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada terus melakukan pergantian meter air usia di atas 5 tahun.
Hal itu dilakukan karena diduga tingginya kehilangan air salah satunya diakibatkan meter air yang sudah tidak valid.
Direktur Operasional PDAM, Sunarno mengatakan, saat ini program penggantian meter air terus dilakukan. Dan umumnya pergantian itu dilakukan pada pelanggan yang ada di pusat kota Surabaya terlebih dahulu.
"Nantinya pergantian meter air pelanggan itu akan terus berjalan hingga menyasar seluruh pelanggan diatas 5 tahun," kata Sunarno dihadapan Pansus LKPJ Wali Kota Surabaya, kemarin.
Di samping itu, dikatakan Sunarno, upaya penekanan angka kehilangan air juga dilakukan dengan melakukan penggantian pipa air PDAM. Terutama pada pipa-pipa berusia tua ditengah kota Surabaya.
Dimana dari total panjang pipa air PDAM di seluruh Kota Surabaya yang mencapai 5.400 KM tersebut setidaknya dalam setahun ditarget pergantian mencapai 5 persen saja.
"Ini dikarenakan tingkat kesulitan penggantian pipa air PDAM cukup tinggi dan perizinan dari Pemkot yang agar rumit," ucap Sunarno.
Upaya penggantian pipa air PDAM tersebut, menurut Sunarno, juga sebagai langkah mempersiapkan air siap minum.
Ini dikarenakan keberadaan pipa air lama yang terbuat dari besi jenis Calvanis kurang memberi jaminan terhadap kualitas air minum. Dengan diganti dengan pipa berbahan plastik dipastikan bisa lebih menjamin kualitas air siap minum nantinya.
"Jadi upaya persiapan kearah air siap minum yang kami targetkan saat ini terus kita persiapkan," ujar Sunarno.
Sedangan upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi kehilangan air, dikatakan Sunarno, yakni dengan membentuk cluster wilayah distribusi.
Yang mana untuk seluruh wilayah Kota Surabaya setidaknya akan membutuhkan sekitar 400 cluster distribusi air PDAM dan sekarang baru bisa dibentuk sebanyak 60 cluster distribusi air.
"Dengan adanya cluster distribusi air maka akan memudahkan kita melakukan kontrol dan mudah mendeteksi kebocoran air," tutur Sunarno.
Anggota DPRD Surabaya yang juga Ketua Pansus LKPJ Wali Kota Surabaya, Masduki Thoha mengharapkan PDAM peka terhadap keluhan pelanggan. Terutama keluhan pelanggan yang airnya macet dan keruh.
Ini dikarenakan saat ini kebutuhan air bersih warga Kota Surabaya sangat tergantung pada PDAM Surabaya. Pasalnya, sumber air bersih dari tanah di wilayah Kota Surabaya sudah tereduksi oleh air laut sehingga terasa asin.
"Maka dari itu, PDAM sebagai perusahaan milik Daerah harus bisa menyediakan dan menjamin pasokan air kepada warga sebaik mungkin. Karena bagaimanapun uang rakyat menjadi modal PDAM bisa beroperasi selama ini," kata Masduki Thoha.
Oleh karena itu, tambah Masduki, melihat pentingnya peranan PDAM sebagai penyedia air bersih warga Kota Surabaya maka dipersilahkan mengajukan anggaran yang dibutuhkan dari APBD Kota Surabaya.
Terutama untuk membangun fasilitas pengolah air bersih ataupun penambahan fasilitas jaringan distribusi air kepada rakyat Surabaya.
"Saya kira DPRD tidak keberatan menyetujui usulan anggaran yang dibutuhkan PDAM jika memang itu diperlukan untuk kebutuhan rakyat Surabaya," tutur Masduki Thoha.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.