Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Penyerangan Julius Felicianus

Julius sedang mempersiapkan kunjungan Jokowi di Yogyakarta, Senin (2/5). Kunjungan ini juga dibarengi momentum “Bulan Juni, Bulan Bung Karno"

Penulis: Sugiyarto
zoom-in Kronologi Penyerangan Julius Felicianus
Thejakartapost
Julius Felicianus, korban penyerangan di Sleman 

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA -   Anton Dwisunu Hanung Nugrohanto, salah satu teman korban penyerangan di Sleman, Yogyakarta, menyatakan keprihatinannya atas penyerangnan secara brutal yang terjadi di Sleman, Yogyakarta.

Sebagai bentuk keprihatinannya atas peristiwa yang menimpa temannya, Anton menulis kronologis peristiwa dan keterkaitannya dengan kegiatan yang tengah dijalani oleh korban, Julius Felicianus, Direktur Galang Press, sebuah perusahaan penerbitan di Yogyakarta.

Berikut tulisan Anton Dwisunu Hanung Nugrohanto yang di sebar lewat media sosial Facebook.

Tengah malam tadi saya mendapatkan kabar bahwa kawan saya, Mas Julius Felicianus dikabarkan mengalami pemukulan brutal di depan rumahnya, kita tidak boleh melakukan prasangka terburu-buru terhadap siapa pelaku pemukulannya.

Sebagai tambahan informasi, mas Julius sedang mempersiapkan kunjungan Jokowi di Yogyakarta, pada senin, 2 juni 2014. Kunjungan ini juga dibarengi momentum “Bulan Juni, Bulan Bung Karno”.

Ribuan rakyat akan mengantarkan Jokowi dari Tugu ke Keraton menemui Sinuwun. Pertemuan ini sebagai pralambang, rakyat mengantarkan Jokowi pada “Tahta Untuk Rakyat”.

“Tahta Untuk Rakyat” adalah konsepsi Kepemimpinan ayahanda Sri Sultan Hamenkubuwono X, yaitu : Sri Sultan HB IX.

Dalam “Tahta Untuk Rakyat” adalah Kekuasaan yang bekerja, bukan untuk kekuasaan pribadi, bukan kekuasaan yang menindas tapi “Kekuasaan yang membebaskan” konsep ini amat dipegang oleh Sultan HB IX sehingga rakyat Yogyakarta mencintai Sinuwun dengan amat sangat.

Beberapa minggu ini saya sendiri aktif bersama Mas Julius untuk berdiskusi dan bekerja bagaimana Jokowi bisa membangun kekuatan secara organik dalam kesadaran politik rakyat, sehingga kekuatan politik tidak lagi bersandar pada kekuatan formal Partai, tapi rakyat dibangun kesadarannya untuk membangun kekuatan sendiri secara partisipatif. Dan mas Julius sudah berhasil membangun gerakan-gerakan yang tumbuh dengan cepat.

Dia merangkul ribuan pedagang bubur kacang hijau dengan Ki Demang sebagai pemimpinnya. Ia membangun beberapa titik kekuatan kebudayaan-kebudayaan.

Hampir tiap minggu mengadakan diskusi-diskusi bedah buku yang berkaitan dengan pemikiran-pemikiran Sukarno. Sebagai direktur Galang Press, Mas Julius amat concern terhadap pemikiran-pemikiran Sukarno, dia bisa dikatakan pecinta Sukarno sebuah zenith yang sulit diukur.

Saya prihatin apa yang terjadi pada mas Julius, tapi pekerjaan ini harus jalan terus, dan benar kata WS Rendra, di satu waktu : “Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-Kata”….(Anton DH Nugrahanto).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas