TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Para petani Jawa Timur mendesak Pemprov Jawa Timur agar segera membentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pertanian.

Hal ini menyusul banyaknya petani yang kesulitan mendapatkan modal untuk menggarap sawah dan ladangnya.

Kepala Desa Kalimati, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo Yulien Irma Kartikasari mengatakan, keberadaan BPR Petanian sangat ditunggu masyarakat desa, yang mata pencahariannya petani.

Dengan ada BPR Pertanian, petani akan lebih mudah untuk mendapatkan modal untuk mengolah dan menggarap lahan pertanian yang dimiliki.

Hal itu dinilai penting karena selama ini dalam mengolah dan mengerjakan lahannya, petani masih banyak yang mengandalkan biaya sendiri yang pas-pasan.

“Agar pertanian lebih maju, tentu butuh anggaran yang cukup besar. Nah, untuk mendapatkan modal tersebut, keberadaan BPR Pertanian harus dijadikan sebagai salah satu solusi,” tegas Irma, Rabu (4/6/2014) didampingi suaminya Kisno Mulyo.

Menurut Irma, lahan pertanian yang ada di desanya mencapai 142 hektar.

Lahan tersebut dikerjakan oleh ratusan kepala keluarga yang masih menggantungkan hidupnya dari sektor petanian.

“Selama ini kalau tidak punya dana, para petani memilih membiarkan lahan yang dimiliki atau menjualnya kepada petani lain yang punya uang,” terangnya.

Hal terpenting lainnya, keberadaan BPR Pertanian, lanjut Irma juga akan dapat memerangi keberadaan Bank Tithil yang selama ini sering menjerat para petani dan menjadikan mereka bangkrut.

Hal senada disampaikan Musyahidin Abdur Rohim Sekretaris Desa Manyar, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan.

Dia mengaku mendukung penuh jika Pemprov Jawa Timur berencana membentuk BPR Pertanian.