Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nangis Lihat Piala Merana Tertutup Debu

Kalau pemain sudah masuk ke wisma, aura Persebaya kental terasa. Apalagi ketika kami akan menjalani pertandingan di stadion. Musuh kami sudah keder

zoom-in Nangis Lihat Piala Merana Tertutup Debu
Surya/erfan hazransyah
Mes Persebaya di Jalan Karanggayam Surabaya yang kini dibiarkan merana tanpa penghuni, Selasa (10/6/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Jersey hijau itu dipampang di dinding galeri ruang tamu.

Tak terlihat logo klub yang biasanya  menempel di dada. Yang tampak mencolok justru nomor punggung 19.

Dari cara memamerkan jersey itu, jelas ditujukan  untuk memberikan penghormatan pada pemilik nomor punggung 19.

Tepat di kiri jersey terpasang foto Eri Irianto. Dialah pemilik jersey itu, legenda Persebaya, yang wafat pada 3 April 2000.

Pemain yang terkenal dengan tendangan cannon ball itu diabadikan sebagai nama mes Persebaya. Lengkapnya, Wisma Eri Irianto.

Selain foto dan kostum Eri Irianto, deretan foto lain menghiasi dinding mes di Jalan Karanggayam, Surabaya.

Inilah foto-foto yang menceritakan perjalanan dari masa ke masa dan kejayaan tim kebanggaan Arek Suroboyo.

Berbagai Piala yang tertata menjadi rangkuman cerita dan kenangan manis tim berjuluk Bajul Ijo.

Keberadaannya melengkapi lapangan latihan Karanggayam dan tentu saja stadion kebanggaan Surabaya, Gelora 10 November.

”Kalau pemain sudah masuk ke wisma, aura Persebaya kental terasa. Apalagi ketika kami akan menjalani pertandingan di stadion. Musuh kami sudah keder duluan. Semuanya segan dengan nama besar Persebaya, karena inilah rumah kami,” kata  Ronald Pieters, mantan pemain Persebaya, akhir pekan lalu.   

Meski sudah tidak lagi menjadi pemain Persebaya, Pieters masih sering singgah di Wisma Eri Irianto. Paling tidak, dua kali dalam seminggu ia datang.

Ratusan piala disimpan di tiga etalase berkaca besar yang berada tepat di depan pintu masuk wisma.

Tujuannya jelas, agar setiap orang, terlebih pemain yang melintasi ruang tengah wisma, bisa langsung melihat panji kejayaan Persebaya.

Ada piala juara Liga Indonesia edisi 1996/1997 dan 2004/2005 dan juara Divisi 1 2002/2003.

Ratusan trofi lainnya menandakan kejayaan Persebaya sejak berdiri pada 1927.

”Ada kebanggan yang besar bagi pemain ketika melihat piala itu. Piala itu bukti perjuangan kami,” imbuhnya. (ben/idl)



Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas