Reinald Pieters : Persebaya Itu Cuma Satu, Nggak Ada Dua
“Setiap pemain, ketika melihat piala kami pasti bangga. Tetapi, kalau kondisinya seperti ini, ya saya tidak tahu lagi,” katanya.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Reinald Pieters menyebut mes dulu itu bertabur bintang sekaligus melahirkan banyak bintang.
Sederet bintang Timnas besar di markas ini. Ada nama almarhum Rusdy Bahalwan yang cukup melegenda di Surabaya, Rudy Keltjes, Aji Santoso, Anang Ma’ruf dan Bejo Sugiantoro.
Lalu Uston Nawawi, dan terakhir bintang Timnas Andy Vermansyah.
Bagi Pieters, terbengkalainya mes dan fasilitas fisik itu bukan yang terpenting.
Baginya, justru nasib pembinaan kader-kader remaja yang tergabung di dalam klub-klub di bawah binaan Persebaya yang terancam.
“Setiap pemain, ketika melihat piala kami pasti bangga. Tetapi, kalau kondisinya seperti ini, ya saya tidak tahu lagi,” katanya.
Sebelum Persebaya pecah menjadi dua kubu, yakni Persebaya 1927 yang merapat ke IPL, serta Persebaya DU yang berlabuh ke ISL (Indonesia Super League), terdapat 30 klub yang tergabung di bawah payung pembinaan Persebaya.
Klub-klub itu saat ini juga sedang mengalami perpecahan. Sebagian ikut Persebaya 1927 dan lainnya ikut Persebaya, yang sekarang berlaga di ISL.
Sebelum konflik pecah, anak-anak didik berbakat yang dibina klub-klub anggota Persebaya, banyak disalurkan menjadi pemain-pemain utama Persebaya.
“Dulu di zaman saya, waktu masih bermain di divisi utama, pemain Persebaya banyak yang dari internal (klub-klub), malahan hampir seratus persen. Yang dari luar cuma pemain asing saja,” sebutnya.
Pieters hanya bisa berharap muncul jalan keluar yang bisa menyatukan kembali Persebaya dan menjadikannya lumbung pemain sepakbola nasional.
“Konflik ini sampai kapan, kasihan anak2 kecil yang dididik di klub dan fasilitas-fasilitas yang kita miliki. Jadi, memang harus bersatu, karena Persebaya itu sebenarnya cuma satu, nggak ada dua,” pungkas dia. (ben/idl)