Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meninggalnya Sakti Diduga Karena Kelalaian Penata Anestesi RS Sari Mutiara

Sakti Ginting (53) warga Garut meninggal dunia dirumah sakit Sari Mutiara Lubuk pakam ketika hendak menjalani operasi

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Meninggalnya Sakti Diduga Karena Kelalaian Penata Anestesi RS Sari Mutiara
IST

 Laporan Wartawan TribunMedan/ Indra Gunawan Sipahutar

TRIBUNNEWS.COM.,LUBUK PAKAM- Sakti Ginting (53) warga Garut yang tinggal di Jln Flamboyan Raya Medan meninggal dunia dirumah sakit Sari Mutiara Lubuk pakam ketika hendak menjalani operasi patah tulang bahu.

Bapak tiga orang anak itu meninggal dunia pada Senin, (23/6/2014) malam sekira pukul 21.30 WIB. Diduga ia meninggal dunia karena kelalaian dari Penata Anastesi ahli bius yang saat itu dipegang oleh Hemat Ginting.

Keluarga almarhum sendiri hingga Rabu, (25/6/2014) sore mengaku masih berduka atas kejadian ini. Adik almarhum yang juga seorang dokter di RSUD Deliserdang, dr Mestika Sari Ginting SpOG menceritakan kalau abangnya yang nomor dua itu bisa masuk rumah sakit setelah sebelumnya mengalami kecelakaan. Karena mengalami patah tulang bahu merekapun merujuknya ke RS Sari Mutiara yang berada di Jalinsum Lubuk pakam.

"Abang saya itu sehat kalilah awalnya. Saat dirumah sakitpun dia bisa jalan. Waktu itu ya bicara bicara seperti biasa. Malamnya tiba tiba ninggal. Terkejutlah kami sekeluarga. Cuma kami masih berduka ini masih berunding dululah kedepan seperti apa,"ujar Mestika.

Ia menceritakan sebelum almarhum dibawa kerumah sakit keluarganya terlebih dahulu membawa kedukun patah. Namun karena ada yang patah dan disetelah dirongsen memang benar selanjutnya merekapun membawanya ke RS Sari Mutiara.

"Malam Jum'at itu dia (almarhum) kecelakaan saat naik sepeda motor. Senin pagilah dibawa kerumah sakit. Kalau dikebumikannya semalamlah. Mereka tinggal dirumah mamak saya di Flamboyan Raya, dikebumikan disitu juga,"katanya.

Berita Rekomendasi

Sementara itu pihak RS Sari Mutiara Lubuk pakam belum bersedia memberikan keterangan. Dua kali Tribun ingin menjumpai Direktur Rumh Sakit, dr M Marpaung diruangannya namun tidak berada ditempat. Selain itu dari siang hingga sore hari berulang kali nomor ponselnya dihubungi namun tidak bersedia untuk diangkat. Sms yang dikirimkan juga sama sekali tidak mendapat tanggapan. (dra/tribun-medan.com).

Tags:
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas