Warga Sleman Lakukan Padusan di 4 Lokasi
Ritual Padusan merupakan budaya campuran Jawa dan Islam dengan tujuan menyucikan diri dalam memasuki bulan Ramadan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Santo Ari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN – Ritual Padusan merupakan budaya campuran Jawa dan Islam dengan tujuan menyucikan diri dalam memasuki bulan Ramadan. Padusan berasal dari kata adus dalam bahasa Jawa yang artinya “mandi”.
Di Sleman setidaknya ada empat lokasi yang biasa digunakan untuk tradisi padusan secara massal, yaitu Sendang Tri Mulyo, di Pajangan, Pendowoharjo, Sleman. Sendang Klangkapan di Margoluwih, Seyegan. Sendang Ngepas Lor, di Donoharjo, Ngaglik, dan Umbul Temanten di Umbulharjo, Cangkringan.
Salah satu pengelola sendang Tri Mulyo, Susilo (46), menjelaskan terdapat dua kolam di kampung mereka. Kolam tersebut sepenuhnya dikelola warga dengan inisiatif mereka sendiri. “Kolam kedua hanya diisi air ketika memasuki awal Bulan Ramadan, sebelumnya digunakan untuk menjemur hasil pertanian warga,” ujarnya, Sabtu (28/6).
Dari hasil pemungutan biaya parkir, seharinya dia bersama kelompoknya bisa mendapatkan Rp800 ribu. “Hasil keuntungan dari parkir harian untuk kontribusi ke kampung,” tambahnya.
Tradisi padusan juga dimanfaatkan warga sekitar untuk meraup pundi-pundi uang. Dari moment tersebut mereka dapat menggelar dagangan berupa makanan, minuman dan mainan. Hal itu berkaitan sebagian besar pengunjung sendang merupakan anak-anak dan remaja.
Oni Prastowo (45), warga Baciro, Yogyakarta,mengaku datang mengantarkan anaknya untuk padusan. “Saya memilih sendang karena airnya jernih dan selalu mengalir, berbeda dengan kolam renang pada umumnya,” ujarnya, Oni rutin setiap menjelang puasa melakukan tradisi padusan. Hal tersebut dimanfaatkan untuk alternatif rekreasi bersama keluarga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.