Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Marah dan Memutilasi Pembunuh Eki

Warga yang marah akan tindakan tersangka yang membunuh Eki dan melukai James Oping, Obert Potu, Jantje langsung bergerak mencari keberadaan tersangka

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Warga Marah dan Memutilasi Pembunuh Eki
net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, AMURANG - Nasib Adri Waworga (37), warga Desa Beringin, Kecamatan Ranoiapo, Minsel yang sebelumnya menebas Eki Mundung hingga tewas dan melukai empat warga setempat lainnya, berakhir diujung parang warga yang telah mengepungnya.

Peristiwa sebelum Adri dikeroyok hingga tewas oleh warga bagai di film-film horor.

Warga yang marah akan tindakan tersangka yang membunuh Eki dan melukai James Oping, Obert Potu, Jantje Wua langsung bergerak mencari keberadaan tersangka. Aparat Polsek Ranoiapo dan Polres Minsel pun ikut melakukan pencaharian.

Usaha warga dan polisi tidak sia-sia. Namun, begitu diketahui keberadaan pelaku bukannya digiring ke kantor polisi, melainkan Adri langsung dihajar warga yang memang memperlengkapi diri dengan senjata tajam sewaktu mencari pelaku.

Tersangka yang terkepung di Perkebunan Liandok tak bisa melarikan diri. Ratusan warga yang memang sudah memendam amarah dengan perlakuan tersangka Adri, menghajarnya dengan peralatan yang mereka bawa hingga tewas.

Situasi yang berada di perkebunan mendukung warga melakukan main hakim dengan membunuh Adri secara sadis. Kepalanya dipenggal dan dipisahkan dari tubuh. Anggota tubuhnya yang lain pun dipenggal terpisah-pisah.

Melke Watania, warga setempat mengatakan, mereka menduga Adri memakai ilmu hitam. Karena itu, mereka membunuhnya dengan memisahkan kepala dari badan supaya Adri tak bisa hidup lagi.

BERITA TERKAIT

"Warga menduga dia (Adri Waworga) mempunyai ilmu hitam, sehingga bisa hidup lagi meski telah ditebas dengan benda tajam. Jadi mereka memisahkan bagian-bagian tubuhnya," ujarnya.

Dia juga menuturkan Adri di tahun 2005 silam pernah membunuh anak kandungnya di Kawangkoan. "Ia pernah dihukum penjara dan baru dua tahun lalu menghirup udara bebas," katanya.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Ranoiapo Briptu Norman Tambaritji membenarkan, peristiwa pemenggalan kepala oleh warga Beringin. Menurut perwira dua balak ini massa memenggal kepala Adri karena sudah dikuasai amarah akibat kematian Eki Mundung dan melukai korban lainnya.

"Para pelaku atau massa berjumlah ratusan. Mereka secara bersama-sama menemukan tempat persembunyian Adri di Kebun Liandok," katanya.

Menurut Norman sempat beberapa jam tubuhnya terpisah dengan kepala.

"Tubuhnya tetap berada di kebun selang beberapa jam sedangkan kepalanya dibawa ke rumah hukum tua oleh warga," katanya.

Menurutnya pada pukul 17.00 Wita akhirnya melalui kesepakatan masyarakat dan pemerintah setempat diputuskan tubuhnya akan dimakamkan.

"Jam 5 sore tubuhnya dievakuasi lalu dilakukan ibadah singkat, kemudian dikuburkan," katanya.

Saat ini situasi di Desa Beringin kembali kondusif. Sebelumnya hampir sepanjang malam sampai pagi warga diliputi kecemasan dan ketakutan.

"Mereka takut kalau pelaku (Adri) akan kembali ke desa dan melakukan hal serupa," katanya.

Kematian Adri kata Kapolsek sudah direlakan oleh keluarganya. Keluarga Adri juga sudah mengakui mereka lalai dalam menjaga Adri sehingga menebas orang-orang dengan membabi buta dengan senjata samurai.

Semasa hidup Adri juga pernah melakukan tindakan kriminalitas. "Pelaku pernah juga membakar rumah milik warga," katanya.

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas