Krisis Daging Bayangi Jatim
“Awal tahun ini saja, harganya fluktuatif. Tahun lalu juga demikian, terjadi sekitar tiga sampai empat kali,” kata M Soleh,
Satu lagi yang mencemaskan para pengusaha restoran adalah tren pertumbuhan restoran, yang berbanding terbalik dengan tren ketersediaan daging yang terus menurun.
“Industri perhotelan dan restoran di Jawa Timur ini tumbuh sekitar 50 persen setiap tahun,” lanjutnya.
Tren penuruan stok daging lokaL bisa dilihat dari populasi sapi di Jatim yang terus menurun setiap tahun.
Hasil sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jatim yang dirilis akhir tahun 2013 menunjukkan populasi sapi di Jatim adalah 3,8 juta ekor sapi potong, sapi perah, dan kerbau.
Ada penurunkan tajam dibanding hasil sensus tahun 2011 yang menemukan angka 5,06 juta ekor.
Kongkretnya, dalam rentang dua tahun ada penurunan 1,23 juta ekor. Itu berarti ada tren penurunan populasi sekitar 600 ekor per tahun.
Secara absolut, penurunan populasi sapi dan kerbau terbesar sejak 2011 hingga 2013 terjadi di Kabupaten Jember dan Kota Madiun.
Penurunannya, masing-masing mencapai sekitar 121.000 ekor dan 106.000 ekor.
Sementara, masih berdasarkan sensus yang sama, tiga wilayah yang mempunyai populasi sapi terbesar adalah Kabupaten Sumenep dengan populasi sekitar 333.000 ekor, Kabupaten Tuban sekitar 252.000 ekor, dan Kabupaten malang sekitar 240.000.
Sedangkan daerah yang paling sedikit populasi sapinya adalah Kota Mojokerto, yakni sebanyak 144 ekor. (ben/idl)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.