Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi-JK Menang di Sulut

Jokowi Widodo-Jusuf Kalla mendapat 724.553 suara atau 53,88 persen, dari total suara sah 1.344.648.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Jokowi-JK  Menang di Sulut
Warta Kota/henry lopulalan
Bakal Capres-Cawapres PDI-Perjuangan Joko Widodo (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan) mendeklarasikan sebagai pasangan calon Presiden dan Cawapres di Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2014). Pasangan Jokowi - Jusuf Kalla itu diusung empat partai yaitu PDI-Perjuangan, NasDem, PKB, dan Hanura. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

"Terima kasih. Apalagi kami bisa menang di Sulut, juga kami menang di Indonesia," katanya yang diiringi tepuk tangan.

Usai disahkan hasil pleno rekapitulasi, dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara penetapan hasil pleno, yang kemudian hasilnya akan dibawa ke Jakarta untuk direkapitulasi secara nasional.

Dari Jakarta dilaporkan, Capres Prabowo Subianto mendesak agar dilakukan pemungutan suara ulang, khususnya di Jakarta karena banyak terjadi kecurangan.

"Insya Allah, kalau tidak ada kecurangan bisa menang," kata Prabowo usai mengunjungi kediaman BJ Habibie di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2014).

Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) itu mengaku prihatin terhadap adanya kecurangan saat pencoblosan 9 Juli lalu.

Menurutnya, ada beberapa daerah yang melakukan pemungutan suara ulang karena sebelumnya terjadi kecurangan untuk meraih suara. "Pemilihan suara ulang ya saya prihatin. Saya dapat laporan dari tim saya dan banyak koran (memberitakan)," tambahnya.

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu mencontohkan kecurangan yang terjadi di DKI Jakarta. Menurutnya, ada sebanyak 5.800 tempat pemungutan suara (TPS) yang terdapat keanehan dan kejanggalan dalam perolehan suara.

Berita Rekomendasi

"Karena adanya keanehan dan kejanggalan, pemungutan suara itu harus dilakukan pemilihan ulang supaya sah," ujarnya.

Para pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa berunjuk rasa di depan kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta, Jalan Budi Kemuliaan, Sabtu.

Mereka menuntut agar KPUD Jakarta menunda proses penghitungan suara wilayah DKI Jakarta hingga semua TPS yang disinyalir terjadi pelanggaran selesai melakukan perhitungan.

"Kami menuntut KPUD Jakarta menunda proses rekapitulasi suara, karena masih adanya proaes gugatan terhadap ribuan TPS yang bermasalah," ujar Koordinator Aksi, Fauzan Azima. Ia mengatakan masih terdapat 5.000 lebih TPS  di Jakarta yang disinyalir terdapat pelanggaran dan merugikan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Yang terbukti baru 16 TPS dan hari ini telah dilangsungkan pemungutan suara ulang. Masih terdapat lima ribuan lagi TPS yang serupa. Apabila dijumlahkan suara pada ribuan TPS tersebut sangat signifikan, sehingga kami menuntut KPUD untuk menunda penghitungan hingga semuanya clear," ujar Fauzan.

Setelah mengalami penundaan selama satu hari,  KPUD Jakarta melangsungkan penghitungan suara pemilihan presiden, Sabtu malam, di Hotel Borobudur.  Penghitungan suara tersebut akan dilakukan setelah semua suara terkumpul,  termasuk hasil suara dari pemungutan suara ulang (PSU) di 16 TPS Jakarta, Sabtu pagi hingga siang.

Sementara itu, Capres Jokowi  berpendapat tidak perlu digelar pemilu ulang. Dia juga tidak sependapat jika dilakukan penundaan rekapitulasi suara di Jakarta.

"Saya kira tidak perlu ditunda lagi. Sudah selesai, ditunda untuk apa," kata Jokowi.

Sedang Jusuf Kalla menyatakan, meski pemungutan suara di Jakarta diulang, tetap saja pihaknya yang akan menjadi pemenang.

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas