Jokowi Hadir di Tengah Kecamuk Perang Harga Mebel
“Tahun 2002 menjadi peak industri mebel, menjadi masa kejayaan semenjak memulai mengelola ekspor kayu pada tahun 1990an,” kata Ketua Asmindo, Yanti Ru
TRIBUNNEWS.COM,SOLO - Kemunculan Joko Widodo (Jokowi) di kancah politik Indonesia bisa dikatakan mengejutkan.
Berangkat dari seorang pengusaha mebel, ia kini bakal menjadi Presiden ke-7 Indonesia.
Lewat aksi merakyatnya, Jokowi mampu mengambil hati masyarakat Solo yang membawanya menuju kursi Wali Kota Solo pada 2005.
Kinerja blusukan Jokowi dan memunculkan brand Kota Solo sebagai kota Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) membuat aksinya tak lepas dari pantauan kamera media.
Jokowi menjelma menjadi news maker (pembuat berita).
Penghargaan wali kota terbaik ketiga di dunia versi The City Mayors Foundation membuat nama Jokowi semakin melambung, hingga membawanya melenggang jadi Gubernur DKI Jakarta dan kini presiden terpilih.
Yanti Rukmana, rekan pengusaha Jokowi di Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menyebut Jokowi sosok from zero to hero berkat kesederhanaan dan kejujurannya.
Yanti pun berkisah tentang perjalanan karir Jokowi. Tahun 2002 menjadi masa kejayaan industri permebelan di Indonesia walaupun perekonomian Indonesia saat itu belum sebaik saat ini.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Amerika dan Eropa membuat permintaan mebel semakin tinggi. Eksportir mebel Indonesia pun merasakan dampaknya.
“Tahun 2002 menjadi peak industri mebel, menjadi masa kejayaan semenjak memulai mengelola ekspor kayu pada tahun 1990an,” kata Ketua Asmindo, Yanti Rukmana, mengawali pembicaraan.
Kejayaan industri mebel membuat eksportir mebel menjamur. Satu per satu pengusaha bermunculan mencoba mengekspor mebel ke pasar Amerika dan Eropa.
Begitu juga di Solo dan sekitarnya terdapat sekitar 283 pengusaha berkecimpung dalam bisnis ekspor mebel.
Menjamurnya eksportir mebel memunculkan permasalahan baru, terjadi perang harga di pasaran.
Di tengah perang harga itulah, muncul sosok Jokowi yang menginisiasi terbentuknya Komisariat Daerah (Komda) Asmindo Soloraya. Yanti telah mengenal sosok Jokowi sebagai sesama pengusaha mebel. Ketika itu, Jokowi menjadi anggota DPP Asmindo di Jakarta.
“Ya awalnya kenal hanya sekadar kenal. Kenal-kenal kerbau. Saya tahu Pak Jokowi juga seorang pengusaha mebel. Dulu Asmindo hanya di tingkat Jateng, kalau di daerah belum ada,” ujarnya.
Keinginan Jokowi membentuk Komda Soloraya untuk menyatukan pengusaha mebel yang jumlahnya cukup banyak.
Pembentukan Komda Soloraya agar pengusaha mebel Soloraya mampu merumuskan penjualan produknya sehingga tidak terjadi perang harga.
“Adanya asosiasi ini Pak Jokowi juga ingin pengusaha lain bisa mengakses pasar melalui pameran,” kata Yanti.(gpe)