Bau Sampah, Ganggu Pemudik di Pelabuhan Kamal Bangkalan
"Mungkin karena bukan tugasnya, makanya petugas di pos pelayanan mudik Lebaran itu tidak mau membuang sampah yang berbau busuk itu," ucapnya.
![Bau Sampah, Ganggu Pemudik di Pelabuhan Kamal Bangkalan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140731_184404_sampah-lebaran-menumpuk-dijalanan.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Para pemudik yang hendak menyeberangi Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Jawa Timur, terganggu bau busuk tumpukan sampah yang terbuang sejak beberapa hari lalu, karena petugasnya libur Lebaran.
Sampah yang tertumpuk di tempat pembuangan sampah di dekat pelabuhan itu, bahkan sempat membuat pengendara kendaraan bermotor muntah, karena tidak kuat dengan busuk yang menyengat hidung.
"Istri dan anak saya mabuk, baunya sangat menyengat dan juga banyak pengendaraan sepeda motor lain yang juga mabuk saat melintas di tumpukan sampah yang bau busuk di dekat Pelabuhan Kamal tadi," tutur warga Pamekasan yang hendak melakukan balik Lebaran ke Gresik, Hendrianto kepada Antara, Minggu malam (3/8/2014).
Ia menuturkan, menurut warga sekitar, sampah di TPS dekat Pelabuhan Kamal itu, memang sudah lama tidak dibuang, karena petugasnya sedang libur dan mudik ke kampung halaman.
Sedangkan Pemkab Bangkalan, tidak mempersiapkan petugas pengganti bagi yang sedang libur Lebaran itu, sehingga sampah-sampah di dekat pelabuhan itu dibiarkan dan tidak dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Hendrianto juga menuturkan, tidak jauh dari lokasi TPS itu ada pos pelayanan mudik Lebaran dan mereka terpaksa menggunakan masker karena tidak tahan dengan bau sampah yang telah membusuk itu.
"Mungkin karena bukan tugasnya, makanya petugas di pos pelayanan mudik Lebaran itu tidak mau membuang sampah yang berbau busuk itu," ucapnya.
Sementara, pada H+5 Lebaran ini, jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan jasa penyeberangan di Pelabuhan Kamal, Bangkalan terpantau lancar dan tidak terlihat adanya antrean kendaraan bermotor.
Hal ini terjadi, karena para pengendara kendaraan bermotor banyak yang lebih memilih melalui Jembatan Suramadu. Selain lebih cepat, juga biayanya lebih murah.
"Kalau melalui kapal, selain kendaraannya, orangnya kan juga kena karcis. Saya lewat kapal karena pengin saja, karena sudah lama tidak melewati kapal," kata Hendri menjelaskan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.