Pendaki Disarankan Gugurkan Niat Sambangi Gunung Slamet
Data Pos Pengamatan itu, dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu (9/8/2014) pukul 06.00 WIB, Gunung Slamet sudah tujuh kali meletus dengan membawa material
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, PEMALANG - Ketua Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, Sudrajat, meminta para pendaki menahan diri agar tidak mendaki Gunung Slamet.
Sebab, hingga kini gunung kedua tertinggi di Pulau Jawa, setelah Gunung Semeru, itu masih mengancam keselamatan. Khususnya di radius dua kilometer dari puncak.
"Kalau bulan Agustus kan banyak warga yang ingin mendaki, merasakan suasana 17an di puncak, namun saat ini sangat berbahaya, jadi tolong para pendaki bisa menahan diri," ujar Sudrajat di Pos Pengamatan.
Berdasarkan data Pos Pengamatan itu, dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu (9/8/2014) pukul 06.00 WIB, Gunung Slamet sudah tujuh kali meletus dengan membawa material abu vulkanik.
Ketinggian letusan abu vulkanik bervariasi dengan ketinggian 200-800 meter. "Selain letusan abu Gunung Slamet mengeluarkan lava pijar dan sinar api, diimbau pendaki bisa mencari alternatif lain kegiatan di bulan Agustus ini," ungkap dia.
Hingga kini, Gunung Slamet masih berstatus waspada, aktivitas kegempaan masih fluktuatif yaitu 400-500 kali dalam sehari.