Mayat WNA dalam Koper Diduga Dibunuh Anaknya
Dari informasi saksi, ketiga orang (termasuk ibunya yang kemudian dibunuh) membawa empat koper.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Bali, Edi Suwiknyo dan Irma Yudistirani
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Sebuah koper tergeletak di halaman Mapolsek Kuta Selatan, Bualu, Badung, Selasa (12/8/2014). Di beberapa sisi koper tersebut tampak bercak darah masih menempel. Di bagian atasnya menempel sebuah kertas bertuliskan Shely Ann Von Weise.
Tak jauh dari lokasi koper tersebut, seorang lelaki kurus bernama Ketut Wirjana duduk terdiam. Ia tak habis pikir kejadian pahit dan sadis telah menimpanya.
Wirjana adalah sopir taksi yang mengangkut korban pembunuhan, Sheila Ann Von Weise (62), warga negara Amerika Serikat, yang mayatnya tersimpan di koper yang ditaruh di bagasi taksinya.
Kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network), ia mengatakan kejadian itu berawal ketika dia dihubungi pihak Hotel St Regis di Sawangan, Nusa Dua, yang memesan taksi untuk megantarkan tamunya.
"Waktu itu sekitar pukul 11.00 Wita saya langsung meluncur ke lokasi hotel. Di sana saya seperti biasa menyapa tamu, namun kali ini tamu hotel ini menaikkan barangnya sendiri ke bagasi mobil," ungkapnya.
Awalnya dia mengaku tidak menaruh curiga. Pasalnya tamu juga tidak menunjukkan gelagat yang aneh.
"Setelah itu dua orang tamu asing masuk. Saya mulai curiga ketika dia sudah dua jam tidak kembali ke taksi," imbuhnya lagi.
Tamu asing itu kemudian diketahui bernama Heather Lois Mack (22) dan Tomy Schaefer (21). Keduanya menjadi pelaku pembunuhan terhadap Shely.
Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Gede Redrasta mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyelidiki kasus ini. Dari keterangannya, Heather ternyata adalah anak dari Shely.
"Dari hasil olah TKP di kamar korban di kamar 317 dan keterangan beberapa saksi, kami menemukan fakta bahwa si anak Heather Lois Mack dan korban yang merupakan ibunya sempat bertengkar. Mereka kebetulan tinggal berdampingan menyewa dua kamar, korban ada di kamar 317. Entah pertengkaran apa, kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut," ungkapnya kepada awak media.
Kini pihak kepolisian masih melakukan pengejaran terhadap pelaku. Dari informasi saksi, ketiga orang (termasuk ibunya yang kemudian dibunuh) membawa empat koper. Satu koper kemudian dimasukkan ke dalam taksi tersebut. Tiga koper lainnya ternyata dibuang di belakang hotel.
"Kemungkinan setelah menaruh mayat di taksi, pelaku kabur melalui pantai. Mereka juga diketahui chek in di hotel tersebut pada tanggal 9 Agustus 2014 dan berencana chek out pada tanggal 14 Agustus. Pelaku juga diketahui belum membayar biaya hotel," jelas Kompol Redrasta.
Ia juga menambahkan kemungkinan pelaku akan pulang ke negaranya pada 16 Agustus 2014 ini.
"Atas dasar tersebut kami beramsumsi mereka masih di wilayah Bali. Karena itu kami telah mengontak setiap petugas keamanan yang menjadi pintu masuk Bali untuk melaporkan ke saya jika melihat kedua tersangka tersebut," kata Kompol Redrasta, sembari menambahkan bahwa atasannya juga telah mengontak konsulat jendral Amerika mengenai kasus ini.