Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BERITA INVESTIGASI: Sedang Bermain, Kami Diselundupkan ke Bali

“Dia bilang nanti saja pamit kalau sudah sampai Bali. Katanya, nanti saya akan ditelponkan dengan orangtua,” imbuh AGS yang hanya lulus SD ini.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in BERITA INVESTIGASI: Sedang Bermain, Kami Diselundupkan ke Bali
net
ilustrasi: human trafficking 

Kesulitannya selama ini,  para korban umumnya tidak mau melapor, dan memilih langsung pulang ke kampungnya di NTT jika berhasil kabur dari penampungan. Lauren pernah memulangkan seorang pekerja setelah sempat dikurung dua bulan. “Setahun lalu saya menerima laporan langsung dari korban yang berhasil kabur. Dia dikurung dua bulan, HP disita, tidak boleh keluar rumah,” terangnya.

Pekerja itu kabur saat majikannya pergi. Bingung mau ke mana, wanita pekerja berumur 25 tahun ini hanya terus jalan sampai akhirnya bertemu sesama warga asal NTT.

“Dia kemudian dibawa ke tempat saya, tapi kondisinya memprihatinkan. Dia sudah linglung. Ditanya alamat rumah tempat dia dikurung saja tidak tahu. Dia terlihat tertekan secara mental,” tutur Lauren.

Tragisnya setelah beberapa bulan di kampung halaman, Lauren mendapat informasi bahwa wanita itu meninggal dunia akibat terinfeksi HIV/AIDS. “Jadi kami duga selama di tempat penyekapan ini dia diperkosa,” ulasnya.

Pada umumnya, korban perdagangan manusia dari NTT ke Bali adalah para wanita.

Tahun ini, Lauren juga pernah menerima kasus seorang pembantu yang bernama RTI. “Awalnya dia direkrut di Maumere kemudian dibawa ke Bali, lalu dikirim ke Jakarta. Setelah dua bulan dibawa balik ke Denpasar terus ke Lombok dan ke Singaraja,” urainya.

Nasib wanita itu juga tragis. Setelah bekerja di Singaraja sebagai pembantu, dia kemudian dibawa oleh majikannya ke Terminal Batubulan Gianyar. “Hanya dikasih uang Rp 50 ribu terus ditinggal begitu saja,” ulasnya.

Berita Rekomendasi

Untungnya RTI ditemukan oleh polisi yang sama-sama dari NTT. RTI kemudian dibawa ke rumah Lauren untuk diamankan. “Sekarang kami sudah pulangkan dia,” terangnya.

Lauren menduga kuat, kasus-kasus seperti ini cukup banyak di Denpasar. Sayangnya, pengungkapan dan penindakan kasusnya masih nihil. Dari pantauan Lauren, sejumlah tempat yang diduga sebagai penampungan kini sudah mulai dikosongkan.

“Sekarang ada satu kasus yang sedang ditangani oleh Polresta Denpasar, tapi sudah berbulan-bulan belum rampung. Sampai sekarang belum P 21 (berkas selesai untuk diserahkan ke kejaksaan, red). Padahal kami sudah bolak balik bawa korban untuk diperiksa,” jelasnya.

Sementara itu, juru bicara sekaligus Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Bali, Kombes Pol Herry Wriyatmoko mengatakan, pihaknya akan menelusuri keberadaan laporan-laporan terkait penyelundupan dan perdagangan anak di bawah umur.

Ini Perbudakan Modern
Kasus-kasus perdagangan manusia (human trafficking), terutama dengan cara menyelundupkan tenaga kerja ke Bali, sebagian besar melibatkan warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai korbannya. Demikian menurut Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Flobamora NTT Daerah Bali, Yosep Yulis Diaz.

Dalam pandangan Yulis Diaz, minimnya lapangan kerja di NTT menyuburkan praktek yang lebih mirip sebagai perbudakan modern ini.

“Sampai bulan ini kami masih melakukan advokasi terhadap tujuh orang pekerja yang tidak digaji oleh majikannya,” kata Yulis Diaz pada akhir pekan lalu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas