SPBU di Kota Kediri Batasi Truk Besar Pembeli Solar Bersubsidi
Demi pemerataan konsumen, pembelian solar khusus untuk truk-truk dengan kapasitas tangki besar di Kota Kediri, Jawa Timur mulai dibatasi.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI-Demi pemerataan konsumen, pembelian solar khusus untuk truk-truk dengan kapasitas tangki besar di Kota Kediri, Jawa Timur mulai dibatasi.
Pembelian solar untuk truk dengan kapasitas tangki besar ini dibatasi hanya setengah sampai sepertiga dari kapasitas tangki.
Kapasitas tangki truk besar jenis tronton ini ada yang mencapai 350 sampai 450 liter. Truk dengan kapasitas tangki besar inilah yang mulai dibatasi sehingga ada pemerataan konsumen pengguna solar bersubsidi.
Kapolres Kediri Kota AKBP Budhi Herdi menjelaskan, pembatasan perlu dilakukan karena stok solar yang ada di SPBU wilayah Polres Kediri Kota memang mulai menipis. Dari belasan SPBU hanya beberapa saja yang masih memiliki persediaan solar bersubsidi.
"Kami menghimbau untuk truk dengan kapasitas tangki besar supaya dibatasi sepertiga sampai setengah dari kapasitas tangkinya. Kalau dibiarkan mengisi sampai penuh nanti kendaraan lain tidak kebagian," ungkap AKBP Budhi Herdi kepada sejumlah wartawan saat sidak ke sejumlah SPBU, Selasa (26/8/2014).
Dijelaskan, pembatasan dilakukan karena dari pemantauan petugas, SPBU yang masih memiliki persediaan solar bersubsidi tinggal beberapa saja yang masih punya stok. Namun di sejumlah SPBU stok untuk Bio solar atau solar nonsubsidi masih ada.
Diperkirakan stok solar bersubsidi yang masih tersedia di sejumlah SPBU bakal segera habis pada Selasa (26/8/2014) malam. Sedangkan kiriman dari Pertamina untuk solar bersubsidi baru mulai dikirim Rabu (27/8) atau Kamis (28/8) mendatang.
Permintaan kapolres untuk membatasi pembelian solar bersubsidi setelah melihat belasan truk milik PT Gudang Garam (GG) melakukan pembelian solar di sejumlah SPBU di Kota Kediri. Masing-masing truk besar itu kapasitas tangkinya mencapai 450 liter.
Nurkolik pengawas SPBU di Jl Urip Sumoharjo, Kota Kediri menyebutkan, pasokan solar yang diterimanya memang banyak dikurangi. Sebelumnya biasa dikirim 16 kilo liter sekarang tinggal 8 kilo liter per tiga hari.
"Hari ini kami prediksi nanti malam solar bersubsidi di tempat kami sudah habis. Sementara kiriman baru datang pada hari Kamis lusa," ungkapnya.
Terkait dengan himbauan Kapolres pihaknya akan melakukannya. Hanya saja masalahnya, himbauan itu tidak ada dalam ketentuan surat edaran dari Pertamina.
Ketentuan surat edaran Pertamina larangan kendaraan yang tidak boleh menikmati BBM bersubsidi meliputi kendaraan plat merah, mobil dinas TNI/Polri, angkutan semen tangki molen, angkutan LPG kapsul harus ada surat, traktor dan truk tronton yang mengangkut semen sak.
Sementara Ismun, petugas pengisi BBM truk PT GG saat dikonfirmasi Surya Online menjelaskan, rata-rata setiap hari operasional kendaraan angkutan truk di perusahaannya memerlukan 10 - 20 ton BBM solar.
Total ada sekitar 71 unit truk, hanya saja tidak setiap hari truknya dioperasionalkan. "Hari ini ada belasan truk yang operasional membutuhkan 19 ton solar," jelasnya.
PT GG selama ini menjalin kerja sama pengisian BBM solar dengan sejumlah SPBU di Kota Kediri. Di antaranya SPBU Mutih, Ngadisimo, Bence, Rembang, Ngadiluwih serta Selatan Alun-alun Kota Kediri.