Hari Ini Tarif Listrik 304.845 Rumah Tangga di Bali Naik
“Kenaikan tarif listrik ini merupakan upaya PLN dalam menjaga ketahanan listrik secara nasional, mengurangi subsidi listrik, memberi kesempatan pada
TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR - Penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) tahap kedua tepat mulai diberlakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) hari ini, Senin (1/9/2014).
Penyesuaian ini berlaku dari kenaikan TDL sebelumnya, untuk pelanggan R1 dengan daya 1.300 V/A kenaikannya 11 persen dan 2.200 V/A naik lima persen, dan pelanggan R2 dengan daya 3.500 V/A, 4.400 V/A dan 5.500 V/A naik lima persen.
Penyesuaian juga untuk pelanggan B1, B2, industri tertutup, dan tarif pemerintah (P2) yang rata-rata kenaikannya kurang lebih lima persen.
Jumlah pelanggan R1 dengan daya 1.300 V/A di Bali saat ini sebanyak 215.908, dan pelanggan R1 dengan daya 2.200 V/A jumlah pelanggannya 88.937.
Jumlah pelanggan R2 dengan daya 3.000 V/A, 4400 V/A, 5.500 V/A mencapai 48.030.
Humas PLN Bali, I Wayan Redika mengatakan, meski ada kenaikan, namun sebagian besar atau 65 persen dari jumlah pelanggan PLN Bali yaitu pelanggan 450 V/A dan 900 V/A masih tetap disubsidi dan tidak mengalami kenaikan tarif.
“Kenaikan tarif listrik ini merupakan upaya PLN dalam menjaga ketahanan listrik secara nasional, mengurangi subsidi listrik, memberi kesempatan pada PLN untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan, dan memberi kesempatan pada masyarakat yang belum teraliri listrik untuk bisa mempunyai listrik,” jelasnya kepada Tribun Bali, Minggu (31/8/2014).
Di sisi masyarakat, kenaikan tarif listrik ini diharapkan bisa membuat masyarakat lebih berhemat untuk menepis lonjakan kenaikan listrik itu. Redika mengatakan, Desember mendatang akan ada lagi penyesuaian TDL tahap ketiga.
Penyesuaian tarif listrik dilakukan setiap dua bulan sekali, setelah dilakukan pada Mei lalu dan 1 Juli 2014 ini merupakan kelanjutan kenaikan tarif listrik.
"Yang bisa dilakukan oleh pelanggan karena kenaikan itu harus dibarengi dengan kesadaran masyarakat bagaimana melakukan manajemen energi, menggunakan energi listrik tepat guna alias berhemat. Hemat itu tepat guna bukan berarti hemat mengurangi nikmat. Yang tidak diperlukan jangan dinyalakan," ungkapnya.
Persoalan tarif di Bali saat ini, harga jual rata-rata di Bali Rp 1.000 per kWh, tetapi biaya produksi 1 kWh adalah Rp 1.300. Artinya ada subsidi sebesar Rp 300 oleh pemerintah yang diberikan kepada masyarakat. Ada asumsi bahwa subsidi ini akan dikurangi melalui penyesuaian tarif yang dilakukan setiap dua bulan sekali ini.
Sedangkan, untuk pelanggan R3 dan industri tidak mengalami penyesuaian tarif lagi, masih berlaku penyesuaian tarif yang sudah dikenakan pada Mei lalu.
Redika mencontohkan, penyesuaian tarif yang terjadi misalnya sebelumnya pembelian dengan uang Rp 100 ribu oleh pelanggan R1 dengan daya 1.300 V/A akan mendapatkan 85 kWh. Setelah penyesuaian tarif, dengan uang Rp 100 ribu tersebut pelanggan hanya mendapatkan 74 kWh. Penyesuaian tarif ini akan terjadi sampai akhir tahun ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.