Pemilu Langsung Demokratis Ternyata Diterapkan SMP 6 Makassar
Karena demokratis pemilihan langsung rupanya diterapkan siswa SMP Negeri 6 Makassar, Sulawesi Selatan, guna menjaring Ketua dan Wakil Ketua OSIS.
Editor: Y Gustaman
"Gerakan timses keliling kelas memaparkan visi-misi. Saya dulu maju sebagai kandidat dengan mengusung visi misi Iptek dan Imtek SMP 6 Menuju Kancah Dunia Global. Pemilihan OSIS September 2013 lalu seru," cerita siswi SMA Negeri 17 Makassar ini.
Dana Kampanye Harus Dilaporkan
Sosialisasi pemilihan langsung Ketua dan Wakil Ketua OSIS pun ternyata membutuhkan dana. Selama kampanye, Gifary bersama tim suksesnya menggelontorkan uang sampai Rp 1 juta. Semua itu harus diketahui gurunya, termasuk muasal dana dan untuk dipakai apa saja.
"Jumlah dana kampanye itu Rp 1 juta dan harus diketahui guru untuk apa dana itu. Ya paling untuk beli spanduk. Saya bikin 12 spanduk, brosur dan banner-banner," ungkap putra pegawai Kantor Keuangan Negara RI Makassar Adnan Muis ini kepada Tribun Timur.
Siswa yang bercita-cita jadi dokter ini mengaku proses kampanye kandidat OSIS punya rambu-rambu wajib seperti larangan menjatuhkan calon lain. Kompetisi tetap berdasar adu program kerja. Masa kampanye digelar setelah penentuan pasangan calon.
Tawaran program tiap kandidat beraneka ragam, ada program tari, dance, basket, futsal, dan paskibraka, jurnalistik, design grafis.
"Kalau dana program calon terpilih, ya kita pasti cari sponsor, seperti dari perusahaan. Inilah kami belajar untuk sosialisasi, belajar jadi pemimpin yang benar, dan bagaimana berdemokasi yang sehat, tidak seperti sekarang, orang serba saling menjatuhkan," terang putra Emmy Purnawati ini.