Qoryati Menangis karena Gugur dalam Ajang Shalat Berhadiah
Qoryati sedih karena dia tinggal menyelesaikan 9 minggu lagi dari 40 minggu yang ditetapkan sebagai syarat untuk mendapatkan tiket umroh gratis.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Qoryati, salah seorang warga yang kerap mengikuti "shalat berhadiah" yang digelar Pemkot Bengkulu, menangis tersedu-sedu saat mengetahui dirinya gagal mendapatkan umroh gratis karena telat mengumpulkan KTP di masjid At-Taqwa, Rabu (10/9/2014).
Qoryati sedih karena dia tinggal menyelesaikan 9 minggu lagi dari 40 minggu yang ditetapkan sebagai syarat untuk mendapatkan tiket umroh gratis.
"Saya telah 31 kali ikut shalat berjamaah dan hari ini memang telat karena mengurus adik saya yang sakit, jadi saya tiba di masjid hendak mengumpulkan KTP tapi terlambat dan saya ditolak panitia," kata Qoryati sambil terus menangis.
Dia juga mengatakan, dirinya yang kebetulan sedang "datang bulan" tidak mengikuti shalat berjamaah, namun tetap datang ke Masjid At-Taqwa untuk mengumpulkan fotokopi KTP. Namun, kali ini dia terlambat mengumpulkan KTP seusai shalat digelar.
"Saya sedikit terlambat tadi, soalnya harus mengurus adik saya dulu. Tapi adik saya ini tetap ikut shalat, saya menunggu di luar. Sebenarnya dari tadi saya mau mengumpulkan fotokopi KTP, tapi panitianya sibuk," kata Qoriyati sambil terus menangis.
Sementara itu, panitia shalat berjamaah tetap tidak memasukkan nama Qoriyati ke dalam daftar peserta karena khawatir akan menimbulkan kecemburuan kepada peserta lainnya, baik yang sudah tereliminasi maupun yang masih bertahan.
Panitia juga mengingatkan seluruh peserta untuk selalu datang tepat waktu sebelum shalat dimulai karena harus mengikuti takbiratul ula bersama. Peserta yang gugur juga diharapkan lebih berlapang dada karena tidak akan menerima hadiah umroh, haji, maupun mobil.
"Setiap minggu kan sudah diingatkan jangan terlambat," kata Syafril, salah seorang panitia.