Roisuddin Mengaku Bersyukur telah Membadalkan Orangtua Seorang Guru Besar
“Kalau kamu mau kuliah di tempat saya mengajar, kamu tinggal hubungi saya,” kata Rois menirukan ucapan Ibrahim.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Roisuddin Bakri melihat betapa percayanya Ibrahim padanya. Rois sempat meminta Ibrahim menunaikan haji bersama-sama dia agar semakin yakin dengan badal yang diamanatkan padanya. Namun Ibrahim menolak. Dia sudah kadung percaya.
Rois juga meminta nomor ponsel Ibrahim dan mengajaknya bertemu di Padang Arafah untuk berdoa bersama. Lagi-lagi ajakan itu tidak diiyakan Ibrahim. Telepon Rois tak diangkat Ibrahim setibanya di Padang Arafah.
Meski begitu, Rois tetap berdoa di padang pasir tempat seluruh jamaah haji berkumpul itu.
Belakangan Ibrahim membuka diri siapa sebenarnya dia. Kepada Rois, Ibrahim mengaku sebagai seorang guru besar di sebuah universitas ternama di Malaysia. Sepucuk kartu nama diberikan Ibrahim kepadanya.
“Kalau kamu mau kuliah di tempat saya mengajar, kamu tinggal hubungi saya,” kata Rois menirukan ucapan Ibrahim.
Sayangnya, kata Rois, pertemanan singkat itu tidak berlanjut. Dia kehilangan kontak dengan Ibrahim. Memang, awal 2000-an sarana komunikasi tidak sekomplet sekarang. Rois juga tidak ingin mencari tahu sosok Ibrahim.
Dia menganggap, pertemuan dan kepercayaan yang diberikan Ibrahim kepadanya adalah kehendak Allah.
“Itulah keajaiban yang terjadi di Makkah. Saya bersyukur pernah dipercaya sosok Ibrahim meski tidak mengenalnya,” katanya.
Pencarian badal secara pribadi seperti Ibrahim ini tidak banyak dilakukan jemaah Malaysia.
Umumnya untuk mendapatkan petugas badal, mereka memanfaatkan layanan Tabung Haji. Inilah sebuah lembaga independen bentukan pemerintah Malaysia, yang mengurusi haji untuk warganya.
Setiap tahun, rata-rata ada 4000 permintaan badal dari warga Malaysia. Beberapa bulan sebelum musim haji, lembaga ini merekrut pembadal sesuai jumlah permintaan. Incaran mereka adalah warga Indoensia dan Thailand yang bermukim di Arab Saudi. Bisa pekerja (TKI), mahasiswa, maupun para guide umroh dan haji.
“Ongkos badal juga sudah dipatok kisaran 2.250 riyal atau sekitar Rp 6 juta,” jelas Roisuddin.
Perekrutan petugas badal oleh Tabung Haji ini dilakukan satu paket dengan perekrutan guide untuk jemaah.
Mereka membuka pendaftaran. Para pelamar harus mengisi identitas dan difoto. Setelah itu para pelamar mengikuti proses seleksi, yang meliputi pengetahuan agama, pengetahuan manasik haji, sejarah Islam dan peta Arab terkini, hingga kecakapan berkomunikasi Khusus untuk petugas badal, ada tambahan seleksi seputar tingkat keamanahan.
“Jadi tidak semua, yang mendaftar menjadi petugas badal mereka loloskan,” katanya.
Meski sudah dikoordinir lembaga Tabung Haji, tetap saja ada jemaah Malaysia yang mencari sendiri pembadal yang diinginkan. Tapi jumlah sangat sedikit.
Umumnya ya memanfaatkan pembadal rekrutan Lembaga Tabung Haji. Ini berbeda dengan jemaah Indonesia, yang sama sekali lepas dari campur tangan lembaga pemerintah.
Urusan badal untuk jemaah haji Indonesia biasanya ditangani KBIH dan biro-biro travel penyelenggara haji dan umrah. Mereka ini memanfaatkan jaringan pekerja guide yang menjadi langgaran mereka saat melayani jemaah haji maupun umroh.
Kini Rois memulai usaha layanan umrah Cahaya Kubah Mulia yamg berkantor di kawasan Ketintang. Usaha ini dirintis bersama istrinya.