7 PSK dan 3 Mucikari Diciduk di Warung Remang-remang Madiun
"Kami berhasil karena tim intelijen kami sudah masuk ke sekitar lokasi sebelum petugas gabungan tiba di lokasi dan sasaran," imbuhnya.
TRIBUNJATIM.COM,MADIUN- Sebanyak tujuh orang Pekerja Seks Komersial (PSK) dan tiga orang mucikari sekaligus pemilik warung yang ada di Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan dan sekitar GOR Pangeran Timur Caruban, Kecamatan Mejayan Madiun, Jawa Timur, diciduk petugas gabungan Satpol PP dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pemkab Madiun.
Dalam razia petugas gabungan yang dibagi menjadi 3 titik lokasi target itu, petugas mengamankan para PSK yang menyaru sebagai pelayan warung dan mucikari yang menyaru sebagai pemilik warung.
Bahkan dalam razia mendadak itu, seorang PSK terpaksa diangkat dan digendong petugas lantaran berusaha melarikan diri.
Seorang PSK ini diamankan dari salah satu warung di kawasan Stadion dan GOR Pangeran Timur Caruban, Kecamatan Mejayan.
Dari warung ini petugas mengamankan 2 PSK dan seorang mucikari. Padahal, sebelumnya petugas Polres Madiun kerap melaksanakan razia di warung ini, akan tetapi hasilnya kerap kosong alias nihil.
Sedangkan razia di 3 warung lainnya di Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan, petugas mengamankan 5 PSK dan 2 orang mucikari yang berkedok sebagai pemilik warung.
Kepala Satpol PP Pemkab Madiun, Agus Budi Wahyono sekaligus yang memimpin razia ini mengatakan razia ini menindaklanjuti instruksi dari Pemerintah Propinsi Jatim yang menargetkan akhir Tahun 2014 Jawa Timur bebas prostitusi baik terorganisir maupun liar termasuk warung remang-remang.
Menurutnya, ke 7 PSK dan 3 orang mucikari itu merupakan wajah baru. Kendati demikian mereka tetap diamankan agar proses razia itu membuahkan efek jera.
"Mereka akan kami kirim ke Dinsosnakertrans Pemkab Madiun untuk didata dan diberi tindakan penyuluhan maupun pelatihan. Selain itu, rencananya mereka akan dikirim ke UPT Rehabilitasi Sosial Jatim di Kediri," terangnya kepada Surya(Tribunnews.com Network), Sabtu (13/9).
Selain itu, Agus menguraikan mereka melaksanakan operasi dan razia gabungan dengan jumlah petugas lebih kecil karena dirasa lebih efektif daripada razia dengan petugas gabunan secara lengkap yang kerap tak membuahkan hasil.
"Kami berhasil karena tim intelijen kami sudah masuk ke sekitar lokasi sebelum petugas gabungan tiba di lokasi dan sasaran," imbuhnya.
Salah seorang PSK yang terjaring razia, Supiatun (42) warga asal Semarang, Jawa Tengah mengaku baru setahun menjadi PSK di warung Mbok Sani. Selain itu, dirinya mengaku baru sekali terjaring razia.
"Saya terpaksa bekerja seperti ini (jadi PSK) karena suami meninggal dan masih harus menghidupi anak-anak saya. Sekarang terkena razia," ucapnya.