Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Stem Cell Eropa Rp 36 Juta, Produk ITD Dibandrol Rp 5 Juta

“Harga di kisaran Rp 3,6 juta-Rp Rp 5 juta tergantung case-nya. Wong dengan harga segitu saja lho tidak rugi. Kenapa harus mahal? Kalau murah kan daya

zoom-in Stem Cell Eropa Rp 36 Juta, Produk ITD Dibandrol Rp 5 Juta
Surya/ Miftah Faridl
Proses pengolahan sampel yang dijadikan bahan baku stem cell di laboratorium Insitute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga, Surabaya, Selasa (16/9/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Prof Nasron menambahkan,  stam cell merupakan bisnis yang menguntungkan di luar negeri.

Banyak warga Indonesia yang memanfaatkan stam cell dari negara-negara Eropa.

Para pasien ini tentu saja merupakan kaum berpunya. Pasalnya, satu serum stam cell yang diimpor di banderol Rp 36 juta.

Untuk terapi penyembuhan, biasanya menghabiskan tiga serum stem cell. Jumlah itu bisa lebih tergantung jenis dan stadium penyakit.

Sedangkan stem cell yang dikembangkan ITD, harganya bisa sepersepuluh dari stem cell impor. Ini karena memproduksi stem cell bukan murni bisnis melainkan sosial bisnis.

“Harga di kisaran Rp 3,6 juta-Rp Rp 5 juta tergantung case-nya. Wong dengan harga segitu saja lho tidak rugi. Kenapa harus mahal? Kalau murah kan daya jangkau pasarnya semakin luas, semakin banyak yang memanfaatkan. Lha kalau mahal, lalu siapa yang mau beli? Kan orang-orang tertentu saja. Jadi stem cell ini harus menjadi formula berbasis kerakyatan,” ungkapnya.

Stem cell yang dikembangkan di ITD sudah bisa diaplikasikan ke 20 penyakit.

BERITA REKOMENDASI

Hanya saja, baru lima jenis yang bisa produksi massal. Sayang Prof Nasron keberatan menyebut kelima stem cell itu.

Volume produksi tahun pertama, dia menargetkan bisa mencukupi permintaan nasional.

Pasar luar negeri baru akan dipikirkan belakangan. Sebab saat ini satu-satunya yang bisa memproduski massal di Indonesia baru ITD dan RSU Dr Soetomo.

Meski begitu, pihaknya tidak segan berbagi ilmu dengan kampus dan rumah sakit lain yang siap.

Kapasitas produksi stem cell sementara ini bergantung pada ketersediaan alat.


Layaknya pabrik, kata pria kelahiran Ponorogo itu, ITD berencana mendatangkan tambahan peralatan laboratorium dan packing stem cell agar mudah didistribusikan.

“Nilai investasinya tidak sedikit, sekitar Rp 10 miliar,” ujarnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas