Dua Perampas Motor Ditembak Polisi, 1 Tewas
"Saya sudah lama bereteman dengan Nicolas. Dia selalu punya banyak uang, jadi saya ingin punya banyak uang. Jadi mau diajak (Nicolas)," aku Aris.
Tembakan senjata polisi mengenai punggung, pinggul, paha kiri dan lengan kanan tersangka. Ada delapan brondongan peluru petugas yang mengenai tubuh Nicolas yang penuh tato ini.
"Pelaku (Nicolas) akhirnya tewas di Rumah Sakit Dr Soetomo pada Senin (22/9/2014) pagi," sebut Kombes Pol Setija Junianta, Kapolrestabes Surabaya, Senin (22/9/2014).
Dari hasil pemeriksaan terhadap Aris, ternyata kedua pelaku ini sudah kerap melakukan aksi kejahatan di beragai wilayah di Surabaya.
Nicolas yang tewas ditembus peluru polisi, merupakan residivisi yang pernah tertabgkap Polres Surabaya Timur pada 2003. Tersangka juga pernah terngkap Polres Gresik dan melakukan perampasan dan pencurian motor di beberapa tempat.
Sedangkan Aris, juga pernah melakukan pencurian motor Zusuki Zhogun di Jl Diponegoro. Aksi tersebut dilakukan bersama Nicolas.
"Tersangka ini sudah tujuh kali melakukan kejahatan di berapa tempat. Tiga kali di Wiyung, dua kali di Gubeng dan sekali di Wonokromo dan Sawahan," jelas Setija.
Dia menuturkan, kejahatan curat, suras dan ranmor jadi perhatian serius saat ini. Sehingga penanganan dan penddakan terus dilakukan oleh tim Crime Hunter yang dikomandoi Satuan Reskrim.
"Kami bersama Polsek jajaran sellau melakukan patroli dan evaluasi. Tindakan tegas perlu dilakukan," terang mantan Kapolres Sidoarjo.
Dari tangan pelaku, motor Honda Beat L 5977 KG yang dipakai untuk aksi kejahatan, satu pucuk senpi jenis Bareta dan dua butir amunisi sisa, alat-alat untuk aksi pencurtian motor, lakban, tali tampar dan tas pinggang yang digunakan sebagai temat alat-alat mencuri.
Aris dengan kaki kiri tertatih-tatih mengaku, dirinya dan Nicolas memang hendak melakukan perampokan runah di Jl Biliton. Dirinya berangkat dari Jl Gembong sebelum ke Jl Biliton yang saat itu sepi.
"Saat hendak membuka pagar rumah, ternyata ada polisi dan langsung menanyai," kata Aris.
Ayah dua anak ini mengaku, melakukan kejahatan selau bersama Nicolas. Dia juga mengetahui jika Nicolas punya senjata api dan sellau dibawa ketika melakukan tindak kejahatan.
"Saya sudah lama bereteman dengan Nicolas. Dia selalu punya banyak uang, jadi saya ingin punya banyak uang. Jadi mau diajak (Nicolas)," aku Aris.
Dia mengaku lari dari kejaran polisi dari Jl Biliton, karena tidak ingin tertangkap polisi. Tapi upayanya gagal di Jl Bali.
"Saya sudah tidak kuat lagi untuk lari," ucap Aris yang terus merintih kesakitan.