Dua Perampas Motor Ditembak Polisi, 1 Tewas
"Saya sudah lama bereteman dengan Nicolas. Dia selalu punya banyak uang, jadi saya ingin punya banyak uang. Jadi mau diajak (Nicolas)," aku Aris.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Penjahat jalanan yang kerap meresahkan masayakat Surabaya terus disikat polisi.
Kali ini, dua penjahat jalanan yang hendak merampok ditembak polisi saat berada di Jl Biliton Surabaya, Senin (22/9/2014) dini hari.
Informasi yang dikumpulkan menyebutkan, dua penjahat yang ditembak polisi itu Aris Setiawan (35) dan Nicolas Sapulete (33).
Kedua pelaku yang tinggal di Jl Kapasari dan Jl Kapasari Pedukuhan Surabaya itu, berada di Jl Biliton itu akan merampok sebuah rumah nomor 34.
Kedua penjahat itu mengendarai motor Honda Beat warna orange. Motor itu terparkir di depan rumah.
Petugas yang sedang melakukan patroli curiga dan langsung berhenti dan bertanya kepada kedua pelaku.
Keduanya dilakukan penggeledahan, tapi tiba-tiba Nicolas mengeluarkan senpi rakitan jenis bareta dan mengarahkan tembakan ke beberapa anggota polisi.
Tembakan pertama melesat karena mengarah ke atas. Mengetahui pelaku membawa senjata api, polisi akhirnya menjauh ke seberang jalan depan rumah Jl Biliton nomor 63.
Nikolas kembali menyerang petugas yang sudah menjauh ke seberang jalan. Tembakananya mengenai pagar rumah.
Mendapat serangan dari pelaku, polisi pun berusaha membalas dengan tembakan. Baku tembak pun terjadi di depan rumah bercat putih tersebut.
Tembakan petugas mengenai Nicolas dan Aris. Tapi, keduanya tidak mau menyerah dan memilih kabur ke Jl Bali. Tapi, saat berada di depan RM Bebek Slamet, Aris tersungkur dan ambruk karena kaki kirinya tertembus peluru petugas.
Melihat Aris tersungkur di Jl Bali, Nicolas tidak mau menyerah. Dia meninggalkan rekannya dan kabur hingga ke Jl Karimun Jawa.
Aksi kejar kejaran pun terus terjadi. Ketika berada di depan Rumah Sakit Siloam, Nicolas berusaha merampas motor Honda Beat L 5388 EC, milik Muhammad Umar guna melarikan diri.
Tapi, usahanya itu sia-sia. Pemilik motor terus mempertahankan motornya. Tidak ingin buruannya melarikan diri lebih jauh, polisi akhirnya menembak mati Nicolas di Jl Karimun Jawa.
Tembakan senjata polisi mengenai punggung, pinggul, paha kiri dan lengan kanan tersangka. Ada delapan brondongan peluru petugas yang mengenai tubuh Nicolas yang penuh tato ini.
"Pelaku (Nicolas) akhirnya tewas di Rumah Sakit Dr Soetomo pada Senin (22/9/2014) pagi," sebut Kombes Pol Setija Junianta, Kapolrestabes Surabaya, Senin (22/9/2014).
Dari hasil pemeriksaan terhadap Aris, ternyata kedua pelaku ini sudah kerap melakukan aksi kejahatan di beragai wilayah di Surabaya.
Nicolas yang tewas ditembus peluru polisi, merupakan residivisi yang pernah tertabgkap Polres Surabaya Timur pada 2003. Tersangka juga pernah terngkap Polres Gresik dan melakukan perampasan dan pencurian motor di beberapa tempat.
Sedangkan Aris, juga pernah melakukan pencurian motor Zusuki Zhogun di Jl Diponegoro. Aksi tersebut dilakukan bersama Nicolas.
"Tersangka ini sudah tujuh kali melakukan kejahatan di berapa tempat. Tiga kali di Wiyung, dua kali di Gubeng dan sekali di Wonokromo dan Sawahan," jelas Setija.
Dia menuturkan, kejahatan curat, suras dan ranmor jadi perhatian serius saat ini. Sehingga penanganan dan penddakan terus dilakukan oleh tim Crime Hunter yang dikomandoi Satuan Reskrim.
"Kami bersama Polsek jajaran sellau melakukan patroli dan evaluasi. Tindakan tegas perlu dilakukan," terang mantan Kapolres Sidoarjo.
Dari tangan pelaku, motor Honda Beat L 5977 KG yang dipakai untuk aksi kejahatan, satu pucuk senpi jenis Bareta dan dua butir amunisi sisa, alat-alat untuk aksi pencurtian motor, lakban, tali tampar dan tas pinggang yang digunakan sebagai temat alat-alat mencuri.
Aris dengan kaki kiri tertatih-tatih mengaku, dirinya dan Nicolas memang hendak melakukan perampokan runah di Jl Biliton. Dirinya berangkat dari Jl Gembong sebelum ke Jl Biliton yang saat itu sepi.
"Saat hendak membuka pagar rumah, ternyata ada polisi dan langsung menanyai," kata Aris.
Ayah dua anak ini mengaku, melakukan kejahatan selau bersama Nicolas. Dia juga mengetahui jika Nicolas punya senjata api dan sellau dibawa ketika melakukan tindak kejahatan.
"Saya sudah lama bereteman dengan Nicolas. Dia selalu punya banyak uang, jadi saya ingin punya banyak uang. Jadi mau diajak (Nicolas)," aku Aris.
Dia mengaku lari dari kejaran polisi dari Jl Biliton, karena tidak ingin tertangkap polisi. Tapi upayanya gagal di Jl Bali.
"Saya sudah tidak kuat lagi untuk lari," ucap Aris yang terus merintih kesakitan.