KSAD: Saya Marah Sebagai Seorang Ayah
Sebelumnya, Gatot memerintahkan semua senjata prajurit ditarik dan disimpan di markas komando Kodim 0316 Batam.
Editor: Sugiyarto
Laporan Tribun Batam, Zabur Anjasfianto
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Gatot Nurmantio langsung mengunjungi empat orang prajurit yang menjadi korban tembak, dalam bentrok TNI dengan Brimob Polda Kepri, di RSUD Embung Fatimah, sekitar pukul 01.45 dinihari Selasa (23/9).
Sebelumnya, Gatot memerintahkan semua senjata prajurit ditarik dan disimpan di markas komando Kodim 0316 Batam.
KS
"Saya dari Australia langsung ke Singapura dan melanjutkan perjalanan ke Batam menggunakan ferry terakhir. Sampai di Batam saya langsung melihat prajurit yang terkena tembakan di Rumah Sakit," kata KSAD Jendral TNI, Gatot Nurmantio, disela-sela kunjunan di Mako Yonif 134 Tuah Sakti (TS).
Gatot langsung mengumpulkan semua prajurit yang mengetahui kejadian, baik di depan Perumahan Cipta Asri (TKP 1) dan di Mako Brimob (TKP 2).
"Setelah saya mendengar semua cerita dari Prajurit. Saya aspresiasi Prajurit Yonif 134 TS, merupakan pewakilan seluruh prajurit saya yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Mereka merupakan prajurit yang bermoral tinggi, bermental baja, disiplin dan profesional," katanya.
Asprisasi kepada prajurit ini disampaikan, karena saat rekannya tertembak, mereka bisa menahan diri.
"Saya marah sebagai seorang ayah dan KSAD. Begitu melihat mereka luar biasa, saya berikan aspresiasi,"katanya.
"Apa yang mereka katakan, kalau kita menyerang Brimob, tidak sampi 10 menit selesai. Karena meraka dilatih dipersenjatai. Mereka dilatih dipersenjatai bukan untuk menghadapi siapa-siapa, tapi hanya musuh negara, yang mengusik keutuhan kesatuan negara Indonesia, dan mereka mengatakan panglima tertinggi adalah hukum," ujarnya.
Gatot menceritakan kornolgis kejadian itu bermula saat empat orang prajurit Yonif 134 TS, mengikuti mobil yang masuk ke mako Brimob setelah ke TKP 1. Kemudian prajurit itu ke penjagaan yang dipimpin oleh Praka Eka Basri, dan menanyakan kenapa kaki rekannya ditembak.
Saat itu petugas Brimob langsung kongkang senjata dan lari ke dalam, tiba-tiba ada aba-aba serang. Eka Basri pun tertangkap saat itu.
Kemudian Pratu Eko Saputra ditembak kakinya. Dan selanjutnya Pratu Sudirman menyampaikan kepada pasi Intel tentang kejadian.
Selanjutnya Pasi Intel Lettu Irham dan Dankima (Komandan Kompi Markas), datang yang kemudian menyampailkan kepada Wakasat Brimob bahwa anggota Yonif 134 TS ditahan di dalam.
"Ada apa kamu, tidak bisa dikeluarkan. Kemudian diyakinkan lagi Pasi Intel, apakah abang membiarkan anggota saya mati di dalam. Barulah Wakasat Briomb perintahkan keluar dan terdengar suara tembakan satu kali saat lampu padam,"katanya.