Modernisasi Armada Angkot Sebatas Impian Pemilik
"Dengan pendapatan yang pas-pasan hanya cukup untuk biaya operasional dan sedikit sisanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga," kata Ramelan, pemilik
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Modernisasi armada rupanya hanya akan menjadi impian dari para pemilik atau pengusaha angkutan kota (Angkot) Kota Surabaya.
Meskipun armada angkutan kota sudah uzur tapi dipastikan akan tetap digunakan melayani penumpang.
Ini tidak lain karena tidak ada biaya melakukan perbaikan ataupun meremajakan angkot yang dimilikinya akibat minimnya pendapatan yang diterimanya.
"Dengan pendapatan yang pas-pasan hanya cukup untuk biaya operasional dan sedikit sisanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga," kata Ramelan, pemilik angkot Lyne J (Joyoboyo-Banyu urip-Kalianan), kemarin.
Untuk itu, ungkap Ramelan, agar armada angkotnya tetap bisa jalan dan bertahan dengan kondisi seadanya pihaknya hanya bisa melakukan perawatan mesin saja.
Dengan demikian walaupun armada angkot wujud fisiknya sudah tidak mengkilap tapi mesin masih bagus maka akan terus digunakan melayani penumpang.
Apalagi penumpang yang umumnya dari kalangan orang tua dan anak-anak itu tidak terlalu repot memilih angkutan mana yang ingin dinaikinya. Karena mereka hanya ingin cepat sampai di tempat tujuan dengan naik angkot.
"Maka dari itu, meski armada sudah dibilang tua tapi jika mesin masih bagus untuk jalan ya tetap operasi layani penumpang. Penumpangpun sadar kalau yang namanya angkot ya seperti itu kondisinya, jika ingin armada bagus ya naik taksi," ucap Ramelan.
Memang, diakui Ramelan, keinginan untuk bisa memperbaiki atau meremajakan armada angkot miliknya cukup besar.
Hal itu terdorong untuk bisa memberikan kenyamanan pada penumpangnya. Disamping itu, jika kondisi angkot lebih baik maka masyarakat akan memilih jasa angkot untuk bepergian kemana-mana.
Namun keinginan dan harapan seperti itu sangat sulit diwujudkan sekarang ini dengan kondisi pendapatan yang minim.
Apalagi untuk mengecat ulang armada angkot termurah saat ini mencapai Rp 5 juta. Itu pun belum perbaikan aksesoris lainya didalam mobil angkot. Maka, untuk bisa memperbaiki mobil angkot menjadi lebih baik layaknya mobil baru bisa habis Rp 15 juta lebih.
"Coba, dengan penghasilan pas-pasan dari mengangkut penumpang hingga 4 kali bolak-balik untuk mendapatkan uang Rp 200 ribu susah sekali, bagaimana kami bisa membiayai perbaikan semahal itu," tandas Ramelan.
Oleh karena itu, dikatakan Ramelan, jalan satu-satunya untuk tetap bertahan dan bisa tetap mendapatkan penumpang dengan armada angkot uzur hanya dengan keramahan dan sopan pada penumpang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.