Dulu Perceraian Itu Aib, Kini Malah Ekspos Diri
Sayangnya, tidak sedikit keputusan itu diambil berdasarkan pandangan yang berasal dari tayangan yang begitu bias. Misalnya, sinetron yang kisahnya tid

Di beberapa komunitas keagamaan yang saya ketahui, ada kelompok yang aktif memberikan konseling untuk merawat pernikahan anggotanya menjadi langgeng.
Dalam forum-forum itu, para pasangan muda dibantu bagaimana menyelaraskan komunikasi serta proses pengambilan keputusan setelah menikah.
Jadi, nilai yang terbentuk di komunitas ini tidak akan memudahkan para pasangan suami istri berkata cerai. Kata-kata itu harusnya menjadi kata terakhir yang terucap.
Bukan misalnya cek-cok terus dijadikan dalil gugatan cerai, ini berbahaya. Harusnya ada pembicaraan yang intens yang menjelaskan apa itu cek-cok.
Begitu juga saat sudah memasuki proses hukum. Harusnya, sebelum memasuki sesi persidangan, peran mediator menjadi sangat penting.
Para mediator yang sudah ditunjuk pengadilan adalah orang-orang yang bukan sekadar bertanya-tanya apa penyebab gugatan cerai di masukkan pengadilan agama.
Di sesi mediasi ini tidak boleh sekadar formalitas. Targetnya tentu saja agar gugatan itu bisa ditarik kembali sehingga pernikahan bisa diselamatkan. Diskusinya harus mendalam.
Kecenderungannya memang kalau sudah tidak ada kecocokan, ya sudah cerai. Bukan itu kan ujungnya. (idl)