Belasan Guru di Mojokerto Ajukan Cerai, TPP Bisa Ubah Pola Hidup Guru Perempuan
"Kami menduga faktor TPP menjadi salah satu penyebab sehingga banyak guru perempuan sekarang pola hidupnya berubah. Pergaulan mereka juga makin luas d
TRIBUNNEWS.COM,MOJOKERTO - Meski konon guru sebagai kaum terdidik dan terpandang secara sosial, namun ini tak menghalangi mereka mengajukan cerai.
Bahkan jumlah guru yang kini mengajukan cerai di Kabupaten Mojokerto tidak bisa dibilang sedikit.
Sampai saat ini saja yang resmi mengajukan cerai dari kalangan guru ini sudah tercatat 17 orang.
Setidaknya ini yang sekarang ditangani Bagian Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto.
Sebagian guru yang mengajukan cerai tersebut kebanyakan adalah guru perempuan.
Ada di antara ibu guru ini mengajukan cerai karena diduga selingkuh. Karena terus dicurigai sampai dituduh memilih mengajukan cerai gugat.
"Kami menduga faktor TPP menjadi salah satu penyebab sehingga banyak guru perempuan sekarang pola hidupnya berubah. Pergaulan mereka juga makin luas dan dinamis. Ini berpotensi," ungkap Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Trianto Gandi, Rabu (1/10/2014).
Dalam catatan Trianto, saat ini pihaknya memang tengah menangani pengajuan perceraian belasan guru tersebut. Dia juga kaget dengan tren dan kecenderungan guru yang kini banyak mengajukan cerai.
"Dua bulan mulai Juli saya di Kabid Ketenagaan. Ada ima guru mengajukan cerai," ingatnya.
Trianto menggantikan Tulus Widayat. Saat dijabat Tulus, jumlah guru yang mengajukan cerai sepanjang tahun ini mencapai 12 kasus.
Jadi saat ini ada kasus perceraian yang sedang ditangani Bidang Ketenagaan sebanyak 17 orang.
Trianto mengaku bahwa daro lima kasus yang dia tangani itu, empat kasus pengajuan cerai itu oleh perempuan atau ibu guru.
"Istilahnya adalah permohonan izin cerai. Pengajuan cerai ini dilakukan oleh pihak perempuan atau istri yang tercatat sebagai PNS di Dinas Pendidikan. Alasan mereka beragam, tapi kebanyakan karena normatif tidak harmonis dan tidak ada kecocokan," kata Trianto.
Namun mantan Sekcam Jetis ini tak percaya begitu saja dengan alasan disharmonis rumah tangga di kalangan guru itu. Pihaknya kemudian mendekati ibu guru yang bersangkutan. Setelah ditelusuri lebih dalam, penyebabnya tidak lain adalah penyakit rumah tangga yang kini sedang tren. Selingkuh.