Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gunung Gumitir Kini Hadirkan Kopi Luwak dan Terowongan

"Ini juga buatan Belanda, dibuat berbarengan dengan terowongan itu tahun 1901," ujar Sunarto, sopir kereta kelinci sambil menunjuk tiang raksasa yang

zoom-in Gunung Gumitir Kini Hadirkan  Kopi Luwak dan Terowongan
warungkopiluwak.com
Ilustrasi kopi luwak 

TRIBUNNEWS.COM,JEMBER - Bagi pengendara atau penumpang bus antar kota Jember - Banyuwangi tentu tidak asing dengan jalur Gunung Gumitir.

Jalan raya provinsi ini menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi.

Jalur membelah hutan itu harus ditempuh sekitar 30 - 45 menit, tergantung kemacetan jalan.

Satu ujung berada di Kecamatan Silo Kabupaten Jember, dan ujung satunya ada di Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

sebelum tahun 2010, pengendara yang ingin beristirahat di jalur itu bisa memilih warung di Watu Gudang, titik puncak jalur itu, sebagai lokasi beristirahat.

Namun semenjak tahun 2010, ada pilihan istirahat lain. Selain tempat istirahat, lokasi itu kini juga bertambah menjadi kawasan wisata kuliner dan eco-tourism.

Cafe Gumitir, yang berdiri sejak tahun 2010 itu, kini banyak menjadi jujugan pelintas jalur Gumitir, juga wisatawan yang secara khusus memang datang ke tempat itu.

Berita Rekomendasi

Cafe yang dikelola oleh Kebun Gunung Gumitir PTPN XII itu awalnya hanya sebuah rest area bagi para pelintas.

"Awalnya kami hanya menyediakan kopi dan aneka gorengan, karena memang hanya jadi rest area," kata Manajer Kebun Gunung Gumitir Ari Restiyanto.

Setahun berjalan, respon terhadap rest area itu bagus. Akhirnya manajemen secara khusus mengubah rest area menjadi sebuah cafe dan diberi nama Cafe Gumitir.

Tidak hanya gorengan yang menjadi andalan, namun aneka menu makanan menjadi handalan cafe tersebut. Sebut saja sup iga, ayam pedas, ayam goreng laos, juga soto. Aneka minuman dan camilan juga tersedia.

Tidak lupa tentu saja kopi. Kebun Gunung Gumitir merupakan perkebunan penghasil kopi bagi PTPN XII. Kopi jenis robusta yang ditanam di perkebunan berketinggian 450 meter diatas permukaan laut itu.

"Namun kebun-kebun lain di N-12 kan juga punya aneka kopi baik robusta maupun arabika, termasuk kopi luwak. Jadi kami sajikan juga disini. Andalannya tentu saja kopi luwak," lanjut Ari. Kopi luwak arabica dibanderol Rp 85.000 per cangkir dan bubuknya dijual Rp 125.000 per 160 gram.

Bagi yang tidak ingin mencicipi kopi luwak, kopi tubruk arabica dan robusta juga bisa dinikmati di cafe yang bersuasana sejuk itu.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas