Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Kembali ke Australia, Mayang Sumbang Puluhan Juta ke Panti Asuhan

"Terakhir kali kemarin dia mengajak saya datang ke panti asuhan, nyumbang puluhan juta, nyumbang sembako satu mobil."

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sebelum Kembali ke Australia, Mayang Sumbang Puluhan Juta ke Panti Asuhan
Tribun Lampung/Wakos Gautama
Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo sebelum menjalani operasi kelamin atau transgenjer (kiri), dan setelah operasi. 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kabar tewasnya Mayang Prasetyo yang dimutilasi oleh pasangannya Marcus Volke warga Australia, Sabtu (4/10/2014) di apartemen mereka di Teneriffe, Brisbane, Queensland akhirnya sampai ke telinga rekan Mayang di Bali. Rekan almarhum berinisial JV mengungkapkan, kabar meninggalnya Mayang diperoleh dari teman di Australia. Namun kabar tersebut masih simpang siur dan belum meyakinkan.

"Awalnya kita belum yakin, karena informasi di berita dua versi, ada wanita dibunuh dan dicincang oleh seorang chef, sementara kita tidak tahu kalau selama ini Marcus adalah seorang chef. Makanya kemarin saat teman di Australia ngeliat siaran televisi di sana dan tunjukkan foto Mayang sama Marcus ke kita, baru bisa diyakinkan bahwa itu mereka," ungkapnya saat dihubungi Tribun Bali (Tribunnews.com Network) melalui telepon selularnya, Selasa (7/10/2014).

Lalu Muhammad alias Aldy, sopir pribadi Mayang Prasetyo, menganggap sosok Mayang sebagai orang yang baik meskipun judes.

"Terakhir kali kemarin dia mengajak saya datang ke panti asuhan, nyumbang puluhan juta, nyumbang sembako satu mobil. Sesudah itu tiga hari sebelum berangkat sofa yang harganya Rp 17 juta diberikan ke saya dia bilang, Pak Aldy dua sofa dan meja satu set buat bapak sebagai kenang-kenangan, jangan dijual ya pak. Saya bilang masa pemberian dijual lagi," kata Aldy.

"Jadi saya merasa seperti ada firasat sudah tidak bagus, nyumbang ke panti asuhan, saya dikasih juga, ke temannya ngasih kasur," katanya.

Aldy mengaku selama dia bersama Mayang, setiap di Bali dan menjadi sopirnya, dalam satu atau dua jam, dia dikasih uang Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu. Bahkan kalau Mayang datang, anak, istri dan keponakan Aldy juga semuanya dapat jatah.

Mayang menurut Aldy punya rumah sudah dua tahun, selama dia di luar negeri yang mengurus rumah itu adalah temannya.

BERITA TERKAIT

"Kalau mobil CRV saya yang ngurus, surat-suratnya dia yang bawa. Tapi pada saat dia mau berangkat ke Australia saya disuruh menggadaikan mobil itu.

"Sudah saya gadai buat ongkos dia berangkat ke Australia," kata Aldy.

Aldy mengatakan semua keluarga Mayang sudah tahu tentang peristiwa meninggalnya Mayang.

"Saat itu saya kumpul dengan teman-temannya kemudian menelepon ibunya, adiknya. Saya ngobrol sama ibunya tapi tidak banyak, hanya memberi saran saya. Saya bilang ibu tidak usah berfikir banyak, ini sudah kita bisa pastikan 100 persen dia (Mayang Prasetyo) karena foto dia dan pelaku sudah muncul. Diyakinkan ini adalah anak ibu. Untuk mengurus semua aset-aset Mayang di Bali tolong ibu siapkan semua yang terkait dengan surat menyurat seperti akte kelahiran, Kartu Keluarga, foto dan lainnya. nanti ibu ke Bali, saya yang jemput, kita urus sama-sama," jelas Aldy.

Bahkan Aldy juga menyarankan kepada teman-temannya untuk tidak membuka rumah Mayang, cukup di ruangan tamu saja untuk tahlilan.

"Nanti yang datang ibu dan adik kandungnya. Malam ini kita akan menggelar tahlilan di rumah almarhum. Kemarin (Senin) kita bikin tahlilan di masjid, hari ini kita bikin tahlilan di rumah Jalan Mertanadi, Kerobokan," ujarnya. (can)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas