Pernikahan Bagus Kodok dengan Peri Roro Kental Nuansa Mistis
Perkawinan menyedot perhatian ribuan warga. Apalagi, konon prosesinya bernilai sakral dan memiliki kekuatan mistis.
Editor: Domu D. Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Prosesi pernikahan antara mempelai laki-laki Bagus Kodok Ibnu Sukodok alias Bagus Sukodok alias Eko dengan makhluk gaib, Peri Roro Setyowati berjalan lancar dan khikmad.
Tetamu ramai menyaksikan pernikahan yang diselenggarakan di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Rabu (8/10/2014).
Perkawinan yang digelar di rumah tua milik Bramantyo Prijosusilo menjadi perhatian ribuan warga. Apalagi, konon prosesinya bernilai sakral dan memiliki kekuatan mistis.
Prosesi pernikahan terasa semakin sakral karena pemilik acara, sengaja menggunakan penerangan lampu nonlistrik, tetapi hanya oncor, semacam obor dan lampu senter.
Hal lain yang membuat acara perkawinan itu kental nuansa mistis, dalam undangan yang disebar, tertulis turut mengundang sejumlah mahluk halus. Misalnya, Ratu Kidul, Suryakencana, Brawijaya Pamungkas atau Sunan Lawu, Sabdo Palon, Naya Genggong dan segenap danyang tanah Jawa.
Bramantyo Prijosusilo menguraikan, perkawinan itu memiliki perbedaan dua hal diberi status dan label, sebuah karya seni dengan menghadirkan seluruh yang tercipta di alam.
"Memang perkawinan antara Bagus Kodok Ibnu Sukodok dengan Peri Roro Setyowati yang merupakan makluk halus itu nyata diselenggarakan," ujar Bramantyo.
Perkawinan Bagus Kodok dan Peri Roro Setyowati, kata Bramantyo, bukan mengada-ada tetapi kisah cinta yang dibangun keduanya dari beberapa tahun sebelumnya.
Cinta keduanya berawal ketika Bagus tengah buang air besar di Alas Ketonggo yang masuk wilayah Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi. Saat itulah, Bagus ditegur Peri Roro Setyowati.
"Dari situlah terjalin hubungan dan berkembang rasa saling mencintai. Meski berbeda alam, keduanya memiliki perhatian, keprihatinan serta kecintaan yang sama pada alam raya serta budaya manusia khususnya pada lingkungan tanah Jawa. Makanya rangkaian perkawinan itu, didahului dengan tradisi siraman akan dihadiri dan didukung kalangan para seniman," ujar Bramantyo. (surya/sudarmawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.