Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siswi Autis di Sumenep Lahirkan Bayi Laki-laki

Masih ingat dengan kasus siswi kelas VI Sekolah Dasar Luar Bisa (SDLB) Sumenep, Bunga. 14, ( bukan nama sebenarnya ) yang hamil 8 bulan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Siswi Autis di Sumenep Lahirkan Bayi Laki-laki
Tribunnews/JEPRIMA
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP–Masih ingat dengan kasus siswi kelas VI Sekolah Dasar Luar Bisa (SDLB) Sumenep, Bunga. 14, ( bukan nama sebenarnya ) yang hamil 8 bulan.

Saat ini siswi autis tersebut melahirkan seorang bayi jenis kelamin aki-laki, di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Moh Anwar Sumenep, melalui operasi bedah caesar,  Senin (13/10/2014) sekitar pukul 11.00 WIB.

Proses persalinan siswi SDLB yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. berjalan lancar, tanpa menemui hambatan yang berarti. 

Sehingga dalam waktu singkat tim medis RSD Moh Anwar berhasil mengeluarkan bayi laki-laki berkulit putih dengan berat badan 2,8 kilogram, dan panjang 60 cm dari perut Bunga (14).

Saat ini, bayi tanpa bapak yang dilahirkan siswi autis disimpan dalam inkubator ruang picu micu RSD dr H Moh Anwar Sumenep

Sedang ibunya, masih dalam penanganan medis dokter rumah sakit. “Alhamdulillah proses persalinannya lancar dan bayinya lahir dengan selamat,” kata R. Aj. Hawiyah Karim, aktivis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sumenep, Senin (13/10/2014).

Sebelumnya, Bunga (14), ditemukan hamil 8 bulan dan pelakunya disebut-sebut teman sekelasnya yang juga cacat mental bernama Ayik.

Berita Rekomendasi

Tudingan bahwa pelakunya adalah Ayik yang juga teman sekelas Bunga berasal dari pihak sekolah untuk menutupi aib yang menimpa Bunga.

Namun tudingan pihak sekolah langsung dibantah oleh orang tua Ayik (23), teman sekelas Bunga, dan menuding pihak sekolah yang melakukannya.

Bahkan malah sebaliknya, orang tua Ayik menuding pihak sekolah tahu siapa pelakunya, dan anaknya hanya dijadikan kambing hitam.

Kasus hamilnya Bunga terus memantik pertikaian hingga berujung pada dipindahnya Ayik ke sekolah lain, untuk menghindari tekanan dan ancaman dari pihak sekolah.

Bahkan orang tua Ayik meminta keluarga korban agar melakukan tes DNA bila anak yang dikandung Bunga lahir. Tapi keinginan orang tua Ayik malah dihalangi-halangi oleh pihak sekolah, dan diminta supaya tidak melanjutkan niatnya untuk melakukan tes DNA.

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas